LEMBATA – Kegiatan amal penggalangan dana untuk pengungsi erupsi gunung api Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur terus dilakukan oleh berbagai kelompok masyarakat, organisasi dan komunitas di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Satu di antaranya dilakukan oleh Komunitas Gadis JR di Desa Dikesare, Kecamatan Lebatukan. Komunitas masyarakat lokal desa ini mulai melakukan penggalangan dana sejak Rabu (6/11/2024) dan masih berlangsung hingga saat ini.
Ketua Komunitas Gadis JR, Sisko Lame Making, mengatakan, komunitas ini akan terus bergerak hingga dua minggu ke depan untuk melakukan penggalangan dana dan kebutuhan lainnya seperti pakaian layak pakai dan sembako untuk penyintas erupsi gunung Lewotobi Laki-laki.
“Setelah selesai sesuai jadwal, kami akan mengutus anggota komunitas untuk mengantar bantuan tersebut,” ujar Sisko.
Selain menyambangi rumah warga desa, aksi galang dana juga mereka lakukan dengan cara kreatif lain seperti menggelar konser mini di pantai wisata Lewolein. Mereka menyasar para pengunjung di pantai wisata yang terkenal dengan kuliner ikan bakar dan ketupat ini.
“Sebagai upaya untuk mengetuk hati para pengujung di pantai wisata kuliner, kami akan akan melakukan olah vokal dengan karoke bersama setiap hari mulai Sabtu sampai satu minggu ke depan,” ujarnya.
Penasehat Komunitas Gadis JR, Eustakius Rafael Suban Ikun, mengatakan, aksi yang dilakukan komunitas ini merupakan bentuk keprihatinan terhadap korban bencana erupsi gunung Lewotobi Laki-laki.
Gunung ini mengalami erupsi pada Senin (3/11) subuh. Letusan eksplosif disertai lontaran batu api menyebabkan sembilan orang meninggal dunia, ratusan rumah dan fasilitas umum hancur lebur, serta tanaman pertanian dan komoditi rusak.
Selang lima hari, Gunung Lewotobi Laki-laki kembali mengalami erupsi hebat pada Jumat (8/11), memuntahkan abu vulkanik setinggi 10 Kilometer disertai hujan pasir dan guguran awan panas.
Erupsi kali ini memiliki dampak yang lebih luas. Jumlah warga di desa-desa sekitar yakni di Kecamatan Wulanggitang dan Ile Bura diungsikan ke radius aman.
Pusdalops BNPB mencatat secara keseluruhan sampai dengan Jumat (8/11) jumlah pengungsi mencapai 5.816 orang atau bertambah dari sehari sebelumnya sebanyak 4.436 orang.
Jumlah ini sudah termasuk korban di Kabupaten Flores Timur yang di antaranya berada di Desa Lewolaga, Hokeng, dan Konga.
Otoritas setempat menetapkan status tanggap darurat selama 58 hari terhitung sejak 4 November sampai 31 Desember 2024.
“Kami menyampaikan turut berduka cita atas musibah yang menelan korban jiwa ini. Sebagai penasehat saya terus melakukan pentauan serta memberikan masukan dan evaluasi agar bantuan dari semua pihak dapat disalurkan tepat sasaran,” ujar Rafael.
Ia berharap para pengujung pantai wisata Lewolein tergugah dan bisa memberikan donasi untuk penyintas. (BN/001)