LEMBATA – Aksi penghijauan di mata air merupakan kegiatan utama Pekan Orang Muda Katolik (OMK) Paroki Santo Yosep Boto. Bertempat di lokasi wisata pemandian air panas Sabu Tobo, Desa Bolibean, Kecamatan Nagawutung, Sabtu, 26 November 2023, ratusan anggota OMK menanam 200 anakan beringin dan kayu Ipi.
Mereka tampak antusias menanam pohon di sekitar lokasi wisata yang belakangan mulai populer di Kabupaten Lembata ini. Tidak hanya itu, mereka juga membersihkan sampah plastik yang berserakan di sekitar lokasi wisata, juga di daerah aliran sungai.
Wilayah di sekitar lokasi wisata ini merupakan kawasan hutan lebat dan merupakan daerah suplai air bersih bagi penduduk. Beberpa titik mata air panas yang keluar dari celah dinding batu menjadi daya tarik utama dari kawasan wisata ini.
Meski demikian, anggota OMK Paroki Santo Yosep Boto menyadari bahwa potensi wisata ini tidak berarti, jika tidak disikapi dengan upaya menjaga keseimbangan alam yakni melalui penghijauan dan pembersihan sampah plastik.
Ketua Panitia Pekan OMK Paroki Santo Yosep Boto, Wilson Lanang, mengatakan, mereka memilih Sabutobo menjadi lokasi penghijauan karena destinasi wisata ini sedang ramai dikunjungi. Dia berharap aksi ini juga bisa membangun kesadaran kolektif setiap pengunjung untuk turut menjaga dan melestarikan alam.
“Pertama, berkaitan dengan destinasi wisata ini sehingga perlu ada penghijauan yang dilakukan oleh OMK di mata air yang ada di Sabutobo ini. Ini juga bisa memberikan edukasi bagi setiap pengunjung yang datang,” kata Wilson.
Pemuda asal Desa Posiwatu ini berharap aksi pada tahun ekologi Keuskupan Larantuka ini, bisa mendorong pemerintah desa untuk lebih memerhatikan aspek pelestarian dan kebersihan lingkungan wisata.
Menurutnya, pembangunan yang baik di bidang apa pun, harus selaras dengan alam yang menjadi tempat satu-satunya manusia hidup. “Ini prinsip utama. Apalagi saat ini kita dihadapkan pada masalah global perubahan iklim dan dampak-dampaknya,” pungkas Wilson.
Romo Moderator OMK Paroki Santo Yosep Boyo, RD Anselmus Langowuyo, menilai, aksi penghijauan yang dilakukan oleh OMK ini menjadi bukti bahwa orang muda memiliki peran sentral dalam menjaga dan melestsrikan bumi.
“Semua manusia wajib menjaga alam ini, agar bumi bisa menjadi tempat yang nyaman untuk kita. Saya rasa orangtua mempunyai kekuatan besar untuk menjaga lingkungan alam kita ini dengan hal-hal yang sederhana misalnya menjaga lingkungan kita agar tetap asri, dan membuang sampah pada tempatnya,” kata Romo Ansel.
Orang muda, menurut Romo Ansel, harus bisa membangun kesadaran kolektif semua kalangan mulai dari orangtua hingga anak-anak usia dini tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup.
“Saya meyakini bahwa orang muda adalah jembatan antara masa lalu dan masa depan, seperti juga mereka menjembatani generasi tua dan anak-anak kita generasi yang akan datang.”
“Sehingga kalau orang muda sudah bergerak, dua generasi ini juga mulai bergerak. Kalau orang muda sudah menanam, maka orangtua juga pasti tergerak untuk menjaga. Anak-anak juga mulai termotivasi untuk mencintai alam sejak usia dini,” kata Romo Ansel menambahkan.
Selain aksi penghijauan, Pekan OMK Paroki Santo Yosep Boto ini juga diwarnai dengan outbond pembangunan karakter. (BN01)
Kita jaga Alam, Alam jaga Kita