Lewoleba – Gunung api Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata mulai menunjukan peningkatan aktivitas vulkanik selama tiga minggu terakhir.
Pos Pemantau Gunung Api Ile Lewotolok mencatat, selama 24 jam terakhir hingga Jumat (11/2/2022) pukul 18.00 WITA, Ile Lewotolok mengalami erupsi sebanyak 32 kali, dengan kolom abu teramati mencapai 1.200 meter dari puncak kawah.
Warga di Desa Jontona juga mengaku sering merasakan getaran gempa tremor dengan durasi yang lama beberapa saat setelah gunung api ini mengalami erupsi.
Tidak hanya itu, warga juga sering mendengar longsoran bebatuan di lereng gunung juga mencium bau belerang yang cukup kuat.
“Bunyinya kuat, gegarannya juga kuat. Gegarannya kaya gempa gitu bau belerangnya kecium,” kata Herlina, warga desa Jontona, Kecamatan Ile Ape Timur.
Herlina mengatakan, getaran gempa tremor beberapa saat usai letusan gunung api Ile Lewotolok terasa lebih kuat sejak beberapa bulan terkahir, jika dibandingkan dengan eupsi-erupsi sebelumnya.
Petugas di Pos Pemantau Gunung Api Ile Lewotolok, Yeremias Kristianto Pugel, mengimbau warga untuk tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 KM dari puncak kawah, mengingat status gunung ini masih level III atau siaga.
Warga juga diingatkan untuk waspada terhadap potensi ancaman abu vulkanik yang berisi material belerang yang berbahaya bagi pernapasan manusia.
“Mengingat potensi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguna pernapasan maupun gangguan kesehatan lainnya maka masyarakat yang berada di sekitar gunung api Ile Lewotolok menggunakan masker maupu perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit,” kata Jefri. (Red)