Lembata – Pasca terjadinya gempa tektonik dengan magnitudo 7,4 Skala Richter yang mengguncang sejumlah wilayah di NTT termasuk Lembata, pemerintah Kabupaten Lembata mengeluarkan himbauan bagi seluruh masyarkat Lembata
Melalui Pengumuman bernomor: BU 010/ BPBD 367/2951/XII/ 2021 tanggal 14 Desember 2021, pemkab Lembata menghimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi gempa susulan, khususnya masyarakat yang bermukim di pesisir Utara Pulau Lembata.
Surat yang ditandatangani Sekretaris Daerah Kabupaten Lembata, Paskalis Tapobali tersebut juga meningkatkan warga bahwa peringatan dini tsunami telah berakhir. Warga diharapkan tetap waspada namun tidak terpengaruh informasi-informasi bohong yang bisa merugikan.
Warga juga diminta untuk tetap berkoordinasi dengan kepala BPBD serta para camat untuk memantau perkembangan situasi dan petunjuk lainnya.
Sebelumnya pada pukul 11.20 WITA, telah terjadi gempa berkekuatan 7,4 SR denga pusat gempa berada di Laut Flores, 112 kilometer sebelah barat laut Larantuka Kabupaten Flores Timur dengan kedalaman 12 kilometer.
Sementara itu, Forum Pengurangan Risiko Bencana ( FPRB) Lembata menyebarluaskan informasi sejumlah titik kumpul aman bagi warga di Kota Lewoleba, untuk mengantisipasi jika terjadi gempa susulan dan potensi tsunami yang memicu gelombang pengungsian.
Sejumlah titik kumpul aman tersebut antara lain:
- Bukit di Mesin PLN Batas Kota. Titik kumpul ini bisa diakses warga di daerah Ile Ape dan Simpang Hadakewa Ile Ape dan sekitarnya.
- RSUD Lewoleba khusus bagi pasien atau korban.
- Kantor Bupati Lembata. Lokasi ini bisa diakses warga di sekitar Akelohe dan warga sekitar Kelurahan Lewoleba Timur
- Jajaran Bukit di sebelah barat Gereja Lamahora. Lokasi ini bisa jadi titik kumpul warga Kelurahan Lewoleba Timur.
- Bukit sekitar Pekuburan Lamahora dan kantor Camat Nubatukan. Lokasi ini bisa diakses warga dari Kelurahan Selandoro
- Panti Asuhan dan Bukit Komak. Lokasi ini bisa diakses warga Kelurahan Lewoleba Tengah dan Lewoleba Selatan
- Barisan perbukitan mulai dari Lusikawak, SMAN 2 Nubatukan sampai Kantor Kejaksaan Negeri Lewoleba. Wilayah ini bisa jadi titik kumpul aman dan bisa diakses lebih cepat oleh warga dari Kelurahan Lewoleba Utara, Kelurahan Lewoleba Tengah dan Kelurahan Lewoleba.
Dalam rilis yang dikirim Handris Koban, Ketua FPRB Lembata ini disampaikan juga bahwa skema Titik kumpul ini disiapkan oleh FPRB Lembata sejak terjadi gelombang evakuasi mandiri warga Lewoleba pada Desember 2020, setelah terpicu informasi hoax tsunami. Titik kumpul ini aman untuk titik kumpul warga dari Kelurahan Lewoleba Utara, Lewoleba Tengah dan Kelurahan Lewoleba. Skema ini, tambah Handris, bisa digunakan untuk langkah penyelamatan sambil menunggu adanya dokumen resmi Rencana Kontijensi Ancaman Tsunami di Kota Lewoleba.
Selain informasi titik kumpul, FPRB Lembata juga menghimbau warga untuk memperhatikan sejumlah arahan jika mengungsi antara lain wajib membawa barang oenting terutama HP, menghindari jalur sejajar pantai, dataran rendah dan bantaran sungai, prioritas berkumpul di titik terdekat tanpa harus kembali ke rumah, serta menghindari mobilitas menggunakan kendaraan terutama mobil.