Nihaona – Ratusan penonton memadati pelataran tempat wisata Pantai Ina Burak di Desa Nihaona, Kecamatan Ile Boleng, Kabupaten Flores Timur pada Minggu (20/12/2020) siang.
Mereka tampak antusias menyaksikan konser amal untuk pengungsi korban erupsi gunung api Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata. Konser amal ini digelar enam band lokal di Pulau Adonara yakni Fajar Band, Mershy Band, On The Way Band, Garnad Adonara Band, Senare Band dan The Bit Band.
Ragam genre musik yang mereka tampilkan mampu menghipnotis semua penonton yang hadir. Sesekali para penonton pun larut dalam beberapa lagu Reggae, Rock ‘n’ Roll dan Dangdut yang dibawakan talenta musik muda tanah Nusa Tadon ini.
Acara semakin meriah dengan aksi panggung Master of Ceremony (MC), Roy Jekonia yang piawai mengajak penonton untuk menyimak setiap hentakan musik di atas panggung yang menghadap ke arah timur ini.
Konser yang mengemban misi kemanusiaan lewat musik ini cukup menyedot perhatian pencinta musik asal Lamaholot.
Sebelum di Pantai Ina Burak, enam band ini telah melakukan konser di Desa Lamahala Jaya dan Kampung Creatif Pledo.
Konser ini juga didukung oleh kaum muda adonara yang berasal dari beberapa komunitas dan organisasi yakni Kampung Creative Pledo, Gerakan Pemuda Peduli Adonara (GEPPA), Dewan Kerja Ranting (DKR) Adonara Timur, Seni Alam Adonara, Kopling Pace Flo serta Pengelola Wisata Pantai Ina Burak.
“Ini merupakan satu bentuk solidaritas dari kami yang selama ini bergelut di bidang seni musik. Dan saya merasa bahwa ini sangat luar biasa. Dengan bermusik saya bisa berbuat untuk sesuatu yang sifatnya kemanusiaan,” kata Louk Mershy, pentolan Mershy Band kepada BentaraNet.
Louk dan para personil fajar band yang menginisasi konser amal ini hingga dapat dilaksanakan di tiga tempat berbeda.
Meski tidak seberapa, Louk berharap bantuan yang telah mereka upayakan ini bisa membantu meringankan beban pengungsi erupsi Ile Lewotolok yang berasal dari dua kecamatan yakni Ile Ape dan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata.
“Harapan saya semoga bermanfaat, karena apa yang kami berikan ini merupakan bentuk dari solidaritas kami,” ungkap Louk.
Pianis Fajar Band, Opin Bahy, mengatakan, para personil dan semua komunitas yang terlibat tidak memungut sepeser pun dari hasil konser amal yang mereka gelar ini. “Semua hasil dari donasi ini akan kami serahkan semua untuk saudara-saudara kita di Lembata, pengungsi erupsi Ile Lewotolok,” kata Opin.
Tidak hanya melakukan konser amal, jika tidak ada aral melintang, enam band dan komunitas orang muda di Adonara ini akan melakukan konser langsung di Lembata untuk berbagi dan menghibur para pengungsi.
“Rencananya setelah perayaan tahun baru 2020, kami akan merayakan natal bersama dengan bermusik di Lembata,” ungkapnya.
Lagu Khusus Mengenang Erupsi Ile Lewotolok
Di tengah berlangsungnya konser musik ini, para personil enam band ini juga memperkenalkan sebuah lagu yang diciptakan khusus untuk para pengungsi.
Mereka berharap lagu berjudul Pray for Lembata ciptaan drumer Fajar Band, Nusantara Bahy ini dapat membawa pesan moral bagi semua orang di Lamaholot.
“Tidak hanya pengungsi Ile Lewotolok, lagu ini juga saya ciptakan sebagai pesan moral bagi kita semua, bahwa solidaritas, empati terhadap sesama dan refleksi menjadi bagian paling penting dari setiap pengalaman hidup kita. Apalagi di tengah bencana seperti ini,” ungkap Nusantara.
Warga Masih Mengungsi, Ile Lewotolok Masih Erupsi
Hingga saat ini para warga yang terdampak erupsi gunung api Ile Lewotolok masih mengungsi di Kota Lewoleba dan Kecamatan Lebatukan. Sebagian pengungsi berada di posko-posko pengungsian yang disediakan Pemerintah Kabupaten Lembata, sebagian lainnya mengungsi di rumah-rumah warga di Kota Lewoleba.
Sejak erupsi hebat pada Minggu (29/11) lalu, status Gunung Api Ile Lewotolok masih berada di level tiga (siaga) sehingga warga di desa-desa yang berada di dalam radius 4 KM dari kawah gunung belum diperbolehkan pulang ke kampung. Pemerintah Kabupaten Lembata telah menetapkan masa tanggap darurat hingga Sabtu (26/12/2020).
Masa tanggap darurat ini bisa jadi akan diperpanjang jika aktifitas vulkanik gunung yang berada di utara Pulau Lembata ini masih intens. Setiap hari, Ile Lewotolok masih sering mengalami erupsi dengan mengeluarkan lava pijar malam hari dan kabut asap yang disusul dengan gempa hembusan.
Warga di beberapa desa di luar radius 4 KM dari kawah puncak yang sudah pulang ke kampung, masih merasakan gemuruh erupsi dan gempa akibat aktifitas vulkanik gunung api ini.
Pos Pengamatan Gunung Api Ile Lewotolok melaporkan sejak Senin (21/12) pukul 06.00-12.00 Wita, Gunung Api Ile Lewotolok mengalami letusan sebanyak 3 kali disusul dengan gempa hembusan selama 7 kali. (Red)