Lewoleba – Perhelatan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) secara serempak di Kabupaten Lembata akan berlangsung dalam waktu dekat yakni 8 November 2021. Berbagai persiapan sudah mulai dilakukan termasuk pembentukan Panitia Pilkades Tingkat Kabupaten.
Berdasarkan kajian Panitia Pilkades Tingkat Kabupaten, sejauh ini banyak desa di Lembata punya potensi rawan konflik Pilkades. Hal ini diketahui berdasarkan gejolak yang terjadi di tingkat desa selama tiga bulan terakhir.
Hal ini dikatakan Ketua Bidang III atau Keamanan dan Ketertiban Panitia Pilkades Tingkat Kabupaten Lembata, Anselmus Bahy kepada wartawan, saat Rapat Koordinasi Lintas Sektor di Kantor Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten Lembata, Lewoleba, Kamis (15/7/2021).
“Ada desa-desa yang beberapa bulan lalu potensi konfliknya sudah mulai muncul terkait Pilkades dan pencalonan. Sehingga tidak jarang juga kita dengar saling lapor. Ada yang di polisi ada yang ke inspektorat,” kata Ansel.
“Hampir setiap kecamatan paling tidak ada dua desa itu sudah ada potensi konflik. Itu yang kita pantau sudah berjalan sejak tiga bulan terakhir di lapangan dan yang menjadi konsentrasi kita. Sudah ada desa-desa seperti itu,” lanjutnya.
Kepala Badang Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kebangpol) Kabupaten Lembata ini tidak menutup kemungkinan jika potensi konflik ini akan menjadi masalah dalam pelaksanaan Pilkades serempak.
Oleh karena itu, Ansel mengatakan, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan TNI dan Kepolisian untuk mengambil langkah antispasif mencegah potensi konflik yang ada saat ini.
“Pertama kita pasti koordinasi dengan pihak Kepolisian dan TNI. Kebetulan dalam tim ini (Bidang III Keamanan dan Ketertiban Panitia Pilkades Tingkat Kabupaten Lembata) ada TNI-Polri. Kita optimalkan penugasan yang ada.”
Dia menegaskan optimalisasi peran Babinkamtimbas, Babinsa dan petugas Linmas di tingkat desa juga bisa menjadi kunci utama meredam adanya potensi konflik atau sengketa Pilkades yang akan datang.
“Itu akan kita optimalkan bukan hanya pada saat hari H tetapi kita berusaha untuk meredam konflik sedini mungkin, mulai sekarang. Sehingga pada saat 8 November nanti masyarakat bisa melaksanakan pesta demokrasi di tingkat desa dengan baik dan benar,” ungkapnya.
Ansel juga menjelaskan rapat koordinasi kali ini juga dilaksanakan dengan agenda pemetaan potensi konflik, kekuatan personil yang menjaga keamanan dan ketertiban serta menyusun strategi meredam potensi konflik menjelang dan saat pelaksanaan Pilkades.
Mantan Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata ini mengimbau semua masyarakat yang berminat mencalonkan diri agar berpolitik dengan elegan dan santun serta tidak saling menjatuhkan.
“Demokrasi di tingkat desa itu hanya alat untuk mencapai kesejahteraan. Oleh karena itu sama-sama mari kita jaga.”
“Jangan sampai karena Pilkades lalu bisa menghilangkan perekat sosial yang selama ini sudah begitu baik antara ana opo dan opu lake. Kita harus menghindari itu (konflik). Kekerabatan, kekeluargaan harus kita jaga,” pungkasnya. (Red)