Lewoleba – Kelangkaan BBM kembali terjadi di Kabupaten Lembata. Selain antrian panjang kendaraan di tiga stasiun pengisian BBM, kelangkaan ini juga menyebabkan harga BBM di tingkat pengecer melonjak drastis hingga Rp 40 ribu per liter.
PT Hikam sebagai transportir BBM di Lembata memberikan klarifikasi terkait kelangkaan BBM jenis premium ini. Humas PT Hikam, Alfian Lamberaf kepada BentaraNet, Selasa (21/7/2020), menjelaskan, kelangkaan ini terjadi karena kuota untuk Lembata menipis beberapa hari terakhir.
Hal ini karena kapal tanker pemasok BBM belum masuk di Larantuka, Flores Timur. Kondisi ini menyebabkan penyalur BBM di SPBU Kompak Lamahora hanya mendapat kuota 1-2 Kl per hari, dari sebelumnya 5 Kl per hari.
“Kapal tanker belum masuk dan kita malah diberi alternatif mau pilih pertalite atau premium. Dan kita lebih memilih pertalite,” kata Alfian.
Menurut Alfian, jatah 5 Kl akan mencukupi kebutuhan di Lembata selama satu hari. Tidak hanya itu, saat ini kapal kayu pengangkut BBM dari Larantuka menuju Lewoleba pun mengalami kerusakan sebanyak dua kali dalam beberapa hari terakhir.
Alfin menjelaskan, hingga kini pihaknya terpaksa masih menggunakan kapal kayu KM Lembata Jaya untuk mengangkut BBM dari Larantuka, karena kapal mini tanker dengan kapasitas mencapai 350 Kl belum diizinkan bersandar oleh Pemda Lembata.
“Kalau 350 Kl kan kita bisa layani 5-7 hari,” tandas Alfian.
Hingga kini PT Hikam belum mendapatkan izin sandar dari Pemda Lembata. Padahal semua dokumen dari PT Pertamina Patraniaga Surabaya dan pihak Syahbandar sudah mereka lengkapi.
Dia berharap, dengan pengalaman kelangkaan BBM ini, Pemda Lembata dapat memberikan izin sandar untuk kapal mini tanker dengan kuota yang lebih besar.
“Tinggal izin sandar. Belum juga sampai sekarang. Kita berharap dengan antrian ini kan pemerintah bisa lihat toh bagaimana bisa mengatasi BBM di Lembata ini. Karena ini kan sudah lama sekali.”
“Kalau kita dengan mini tanker 350 Kl itu bisa lima hari sampai satu minggu,” pungkasnya. (*/red)