Lamalera – Puluhan warga Desa Imulolong, Posiwatu dan Lamalera B bekerja sama dengan TNI Koramil 1624-07/Nagawutung, Kabupaten Lembata dan Komunitas Taman Daun memperbaiki segmen kritis jalan jalur tengah antara tiga desa ini.
Pantauan BentaraNet pada Sabtu (20/3/2021) siang, warga bersama anggota TNI dan Taman Daun tampak antusias mengerjakan jalan ini. Segmen kritis jalan ini menjadi momok bagi supir dan penumpang setiap kali mereka melintas.
Masalah utama seperti patahnya fer mobil menjadi cerita klasik setiap kali mereka melintasi jalan kabupaten ini. Tidak hanya itu, segmen kritis di jalan dengan topografi curam ini berpotensi menyebabkan kecelakaan yang mengerikan.
Tidak heran, jika warga begitu antusias menyambut positif gagasan Komunitas Taman Daun bersama TNI untuk memperbaiki jalan ini. Secara swadaya dengan semangat gemohing, sebuah filosofi budaya kerjasama masyarakat Lamaholot, warga tiga desa ini berdama TNI dan anggota Komunitas Taman Daun mengerjakan perbaikan jalan ini.
Para ibu dan anak-anak pun tidak ketinggalan. Mereka tampak bersemangat menyiapkan makanan dan mengambil air untuk keperluan perbaikan jalan.
Jalan Kabupaten ini dibiarkan rusak begitu saja sejak puluhan tahun. Tidak hanya itu, kondisi jalan yang rusak seperti ini membuat Lamalera sebagai desa ikon wisata dunia hingga saat ini terisolir.
“Jalan ini sudah ada kejadian kecelakaan dua tiga kali. Lalu mobil juga sering rusak lalu warga bantu untuk tarik kasih naik,” kata Goris Krova, warga Desa Lamalera B yang turut memperbaiki jalan ini.
Goris mengatakan, kondisi jalan ini sangat tidak layak menuju Desa Lamalera yang sudah menjadi ikon pariwisata di Lembata bahkan Indonesia. “Ini sebenarnya sangat tidak layak sama sekali. Aktifitas warga terutama ibu-ibu yang hendak ke pasar pun terhambat, karena mobil kalau rusak mereka tidak bisa ke pasar,” ungkap Goris.
Goris mengaku tergugah setelah mendengar gagasan dari Komunitas Taman Daun dan TNI untuk berkolaborasi bersama warga untuk memperbaiki jalan ini. “Terus kita mau tunggu pemerintah sampai kapan juga. Kita tahu jalan dari Lamalera ke Lewoleba ini setengah mati,” ungkap Goris.
“Sebenarnya jalan ini tidak layak sama sekali. Ternyata ada orang yang mau membantu kita sendiri. Bersyukur teman-teman Komunitas Taman Daun dan TNI bisa berpikir untuk membantu masyarakat di sini memperbaiki jalan ini,” lanjutnya.
Dandramil 1624-07/Nagawutung, Lettu Infanteri Lodovikus Bataona menerangkan, untuk tahap pertama, kegiatan ini menyasar empat kritis segmen jalan dari Imulolong menuju Lamalera. Pria yang akrab disapa tentara Vik ini juga mengapresiasi partisipasi warga dalam kegiatan ini.
“Kalau untuk warga, antusias mereka sangat tinggi. Sampai dengan menyiapkan makanan untuk kita,” kata tentara Vik. Dia menjelaskan, TNI memiliki spirit untuk berkolaborasi dengan masyarakat, pemerintah dan pihak mana pun untuk menyelesaikan setiap persoalan masyarakat.
“Itu menjadi tujuan dasar kita karena kita harus menjadi motor. Semua kegiatan siapa pun baik pemerintah dan semua pihak yang menyentuh masyarakat akan kita bantu dan dukung,” ucap Lodovikus.
Meski demikian, Lodovikus menegaskan kualitas perbaikan jalan ini harus benar-benar maksimal. Hal ini perlu agar di kemudian hari warga bisa menikmati jalan ini dengan baik.
“Apa yang kita kerjakan memang harus kuat karena ini rabat. Campurannya 1:3 itu sangat kuat. Hanya yang menjadi kendala kita jalan ini tidak ada parit sehingga pas hujan air masuk lagi ke badan jalan,” kata tentara Vik.
Hidupkan Kembali Spirit ‘Gemohing’
Koordinator Relawan Taman Daun, John S J Batafor mengatakan, kolaborasi antara TNI, warga dan Taman Daun ini merupakan aktualisasi dari spirit gemohing.
Kerja kolaborasi ini ditunjukan dengan andanya kontribusi dari semua pihak. Komunitas Taman Daun menyiapkan semen sebanyak 170 sak, besi, tripleks dan mobilisasi material. Sedangkan TNI satuan Koramil 1624-07 Nagawutung bersama warga secara swadaya menyiapkan pasir, batu, air dan makanan untuk para pekerja.
John mengaku terharu karena kerja kolaboratif dengan spirit budaya gemohing ini bisa menyelesaikan setiap persoalan di masyarakat. Menurutnya, jika budaya gemohing ini terus dilakukan, bukan tidak mungkin semua persoalan di masyarakat bisa diselesaikan dengan baik.
Bahkan, John menerangkan semua segmen kritis jalan dari Lamalewar menuju Lamalera bisa diperbaiki semua. “Ini jika semua masyarakat punya semangat budaya gemohing tadi. Melihat semangat masyarakat hari ini kami optimis bisa memperbaiki semua segmen kritis dari Lamalewar menuju Lamalera,” ungkap John.
Hari itu, empat segmen kritis jalan antara Imulolong hingga Lamalera berhasil mereka kerjakan. Pengerjaan jalan ini akan dilanjutkan dalam waktu dekat. John mengkonfirmasi Komunitas Taman Daun sangat terbuka dengan semua pihak yang mau turun tangan untuk terlibat dalam aksi ini secara gemohing.
“Kita terbuka dengan semua orang yang mau berikan sumbangsih uang material perbaikan jalan dan tenaga, dengan senang hati mari sama-sama kita bekerja untuk menyelesaikan persoalan urgen masyatakat,” pungkasnya. (Red)