Lewoleba – Duta Baca Indonesia, Gol A Gong melakukan safari literasi di sejumlah kabupaten di Nusa Tenggara Timur, satu di antaranya di Lembata.
Di Lembata selain mengunjungi beberapa sekolah di kota Lewoleba, Gol A Gong juga mengunjungi Taman Baca Loang Pante, desa Wuakerong Kecamatan Nagawutung pada Sabtu (27/3/2021).
Dalam kunjungannya ini, Gol A Gong mengisahkan pengalamannya mengunjungi beberapa taman baca di Nusa Tenggara Timur.
Di setiap taman baca atau komunitas yang dia kunjungi di NTT, sebagian besar permintaan mereka adalah buku-buku bacaan.
Hal ini jauh berbeda dengan permintaan komunitas atau taman baca yang dia kunjungi di pulau Jawa, Bali dan NTB.
Di sana, para relawan literasi di setiap komunitas meminta Gol A Gong untuk mengajarkan mereka membuat alat peraga literasi untuk anak-anak usia dini.
“Kalau di Jawa kami tidak butuh banyak, hanya beberapa titik saja. Mereka langsung ke pelatihan, mereka langsung minta praktik baik literasi,” kata Gol A Gong.
“Kalau di NTB juga sama mereka langsung minta praktik. Nah, kalau di NTT itu minta buku. Jadi memang bukunya yang kurang,” lanjutnya.
Menanggapi permintaan komunitas taman baca ini, Gol A Gong menyanggupi untuk mengirim buku-buku bacaan untuk anak-anak setelah dia kembali ke Jakarta.
Namun dalam setiap kunjungannya, dia tidak lupa memberikan beberapa contoh praktik literasi untuk relawan dan anggota komunitas.
Satu di antaranya adalah latihan menulis Esay. Selain itu, saat awal tiba di Taman Baca Loang Pante, penulis buku autobiografi Gong Smash ini langsung mengajarkan para relawan literasi membuat alat peraga mendongeng dan mengenal bentuk dan warna.
Cara-cara atau metode kreatif dan sederhana ini menurutnya mudah dipahami oleh anak-anak jika dikemas dalam konsep bermain sambil belajar.
Gol A Gong dalam safari literasinya kali ini mengunjungi enam provinsi yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB dan NTT.
Pendiri Taman Baca Loang Pante, Rahman Firdaus mengaku bersyukur taman baca yang letaknya tidak jauh dari pantai ini mendapat kunjungan Duta Baca Indonesia.
Dia berharap kunjungan ini merupakan langkah awal kolaborasi antara pemerintah dan relawan memersiapkan anak-anak usia dini menghadapi masa depan.
“Mungkin saja momentum ini bisa menginspirasi bapak ibu pegiat literasi di Kabupaten Lembata dan pemerintah daerah maupun provinsi, untuk bagaimana mejadikan taman baca ini sebagai ajang atau wadah bagi kita untuk memberikan kontribusi positif khsususnya untuk generasi-generasi kita mendatang,” kata Rahman.
Rahman mendirikan Taman Baca Loang Pante sejak 2015 lalu, namun sempat vakum saat dia harus melanjutkan studi program pasca sarjana.
Usai menyelesaikan studinya, Rahman melanjutkan lagi aktivitas mengelola taman baca ini hingga dapat dinikmati oleh anak-anak usia dini di desa Wuakerong.
Sejak awal menghidupkan taman baca ini, Ramah mendapat bantuan berupa buku bacaan, sepatu dan tas sekolah dari Komunitas Taman Daun untuk anak-anak sekolah.
Dalam perjalalan beberapa relawan lulusan sarjana di desa ini turut bergabung bersama Rahman untuk mengelola taman baca ini.
Meski demikian, perjalanan taman baca ini mendapatkan tantangan yang tidak kecil. Di tengah antusias anak-anak untuk membaca, Rahman masih kekurangan buku bacaan.
Dia tidak putus asa. Memanfaatkan ruang tamu dan halaman rumahnya yang sederhana, dia optimis taman baca ini terus memberikan ‘warna’ bagi anak-anak dalam setiap proses belajar mereka. (Red)