Buyasuri – SMP Satu Atap 92 Bean, Kecamatan Buyasuri, Kebupaten Lembata yang dikategorikan salah satu sekolah terpencil di Lembata, telah melakukan Ujian Tengah Semester (UTS) berbasis Computer Basic Test (CBT). Pelaksanaan ujian ini berjalan dengan aman.
UTS yang dilakukan sekolah ini dimulai pada tanggal 22-25 Maret 2021 dengan menggunakan fasilitas atau peralatan yang telah disediakan oleh panitia.
Kepala Sekolah Satap 92 Bean, Valentinus Stefanus mengatakan, ujian CBT ini sangat memudahkan sekolah dalam pelaksanaan ujian karena penggunaan kertas soal dan jawaban mulai ditinggalkan.
“Hal ini kita lakukan sebagai langkah awal untuk mempersiapkan peserta kelas 9 di ujian akhir sekolah,” ungkap Falentinus kepada wartawan pada Kamis (25/3/2021).
“Meski hingga saat ini di Desa Bean belum terkoneksi dengan jaringan PLN namun dengan memanfaatkan fasilitas yang seadanya kita berupaya untuk lakukan sebuah terobosoan di wiliyah terpencil.”
Valentinus melanjutkan, SMPN Satap 92 Bean telah mendapatkan bantuan peralatan TIK berupa tablet dari Kemdikbud melalui Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tahun 2019 dengan jumlah sebanyak 17 Buah.
Pada tahun 2020 sekolah juga mendapatkan bantuan langsung dari Kemdikbud berupa peralatan TIK jenis chromebook sebanyak 15 buah untuk proses pembelajaran di masa pandemi Covid-19 khusus daerah terpencil.
“Dengan peralatan yang ada juga selain dimanfaatkan untuk siswa ujian, selebihnya juga untuk proses kegiatan belajar mengajar (KBM) lewat pemanfaatan platform rumah-rumah belajar, google classroom dan layanan web lainnya,” ujarnya.
Ia menambahkan, terkait dengan pelaksanaan ujian CBT pihaknya mengantisipasi operator sekolah agar merancang sistem pelaksanaan termasuk mengaktivasi chromebook dan mengaupgrade sistem sehingga bisa mengakses ke jaringan.
“Pelaksanaan ujian tengah semester genap yang masih dalam situasi pandemi Covid-19. Kami selalu mengindahkan imbauan pemerintah untuk tetap mematuhi protokol kesehatan. Untuk itu sistem dan mekanisme ujian dilakukan dalam bentuk per sesi antara kelas,” ucap Valentinus.
Sementara itu Operator Sekolah, Mas’ Údin Muhamad Jinan yang juga berperan sebagai proctor atau admin melanjutkan bahwa UTS berbasis CBT ini merupakan hal baru yang diterapkan di sekolah.
“Sehingga membutuhkan persiapan yang matang baik admin, guru, maupun peserta didik. Dan hal ini dilakukan kurang lebih tiga minggu untuk tahap persiapan,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia mengatakan ujian berbasis CBT ini merupakan pertama kali untuk sekolah jenjang SD-SMP yang ada di wilayah Kecamatan Buyasuri.
“Oleh karena itu perlu kita bersyukur dan bangga bahwa kita yang ada di sini baik guru maupun peserta didik cukup terpencil secara geografis namun jangan sampai terpencil secara teknologi,” tutupnya. (Red)