SoE – Anggota DPRD Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Viktor Soinbala menemukan fakta mencengangkan terkait proyek pembangunan jaringan air bersih di Desa Elo, Kecamatan Fatukopa.
Proyek yang dikerjakan dengan anggaran sekitar Rp 1 miliar lebih itu ternyata tak berfungsi.
Hal itu masih menjadi keluhan masyarakat setempat hingga saat ini. Keluhan itu pun disampaikan saat Viktor Soinbala reses di dusun B, Desa Elo pada Minggu (1/8/2021).
Kepada Bentara.Net, politisi PAN itu mengaku sudah beberapa kali mendengar kondisi itu, bahkan dirinya pun sudah terjun langsung ke lokasi sumber air.
Soinbala yang juga anggota Komisi III bermitra langsung dengan Dinas PRKP telah menyampaikan kondisi tersebut.
Dirinya berharap, melalui komunikasi baik yang terjalin, Dinas PRKP bisa segera meninjau lokasi dan melihat apa kerusakan yang terjadi hingga air bersih tak pernah mengalir.
“Saya sudah sampai ke lokasi sumber air juga. Keluhan ini sebelum saya reses dan saat reses pun hal yang dikeluhkan lagi,” kata politisi PAN itu.
Dirinya meminta agar Pemda TTS melalui dinas-dinas teknis bisa menganalisis asas manfaat dari sebuah proyek. Kemudian tidak asal kerja, sehingga uang rakyat tidak terbuang sia-sia untuk kemudian menjadi proyek mubazir.
“Saya sudah komunikasi dengan Dinas PRKP. Jawabannya sama. Tapi sampai sekarang masyarakat belum bisa menikmati air bersih dari proyek miliaran rupiah itu,” tutur Soinbala.
Soinbala sangat berharap, proyek dengan dana cukup fantastis itu bisa segera dioperasikan sehingga tidak terkesan pemerintah membuang uang rakyat secara cuma-cuma.
Penjabat (Pj) Kepala Desa Elo, Deci Soinbala membenarkan kondisi tersebut.
Menurutnya, masyarakat merasa senang akhirnya sumber air yang jauh bisa didekatkan melalui proyek jaringan air bersih itu.
Sayangnya, rasa senang itu kini berbalik, dan masyarakat tetap merasakan kondisi yang masih tetap sama.
“Air mengalir itu satu kali saja saat uji coba. Setelah itu, hingga sekarang air tidak lagi mengalir,” kata Deci.
Ia mengatakan, proyek tersebut dikerjakan pada tahun 2020 dan selesai awal tahun 2021. Sayangnya, proyek yang diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat itu tak bisa berjalan sesuai harapan.
Deci pun berharap, kondisi tersebut segera mendapatkan tanggapan serius dari Dinas PRKP sehingga proyek miliaran rupiah itu terhindari dari kondisi mubazir.