Lewoleba, Bentara.net. Pelaksanaan pemilihan umum serentak tahun 2024 di Kabupaten Lembata hampir pasti akan terkendala sejumlah tantangan yang tidak sedikit. Mulai dari mekanisme pencetakan dan distribusi logistik, disinformasi pemilihan umum, kampanye, partisipasi pemilih dan politik uang.
Pernyataan ini dilontarkan Ketua KPU Lembata, Elyas Keluli Making dalam kegiatan media gathering yang digelar Bawaslu Lembata, Selasa petang (11/07) di Mario Cafe, Lamahora Kabupaten Lembata.
Menurut Elyas, sebagai Kabupaten satu pulau, Lembata sangat tergantung dengan akses transportasi laut dan terbatasnya rekanan terkait logistik. Bahkan alokasi waktu untuk pengadaan logistik juga terbilang sangat terbatas.
” Kali ini agak beda. Pemilu sebelumnya, pemilu 2019, alokasi waktu pengadaan logistik itu 150 hari. Namun kali ini hanya 75 hari. Itu waktu sangat sedikit. Belum lagi terbatasnya rekanan untuk penyedia logistik yang juga terbatas, beda dengan wilayah lain Indonesia terutama di wilayah barat, ” tandas Elyas saat memulai presentasinya.
Selain logistik, tantangan besar lain yang dihadapi Lembata adalah soal kampanye terutama kampanye di media sosial.
” Yang paling jadi tantangan adalah kampanye di media sosial. Bahkan hari ini, sudah banyak kampanye di media sosial bahkan banyak informasi yang menyesatkan. ” terang Elyas.
Selain itu, keterbatasan akses internet juga dipastikan akan mempersulit penyelenggara lantaran pemilu 2024 akan menggunakan aplikasi digital termasuk pada tahapan rekapitulasi digital.
Selain Elyas Keluli Making, Diskusi Tantangan Pemilu 2024 di Kabupaten Lembata yang digelar Bawaslu Lembata juga menghadirkan narasumber Emanuel Prason Krova..***