Lewoleba – Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur mulai menunjukan peningkatan erupsi pada Minggu (29/11/2020) pagi sekira pukul 09.45 WITA. Erupsi ini sudah terjadi sejak Jumat (27/11). Namun kali ini aktifitas vulkanik meningkat.
Hujan kelikir mulai turun di beberapa desa di Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur satu di antaranya di Desa Bungamuda. Sementara itu hujan belerang sudah mulai dirasakan warga di Kota Lewoleba.
Sementara itu ribuan warga di dua kecamatan yakni Ile Ape dan Ile Ape timur kini mulai mengungsi ke Kota Lewoleba.
Kepulan asap tebal di puncak gunung membubung tinggi ke langit. Sebagian besar warga Ile Ape mulai mengungsi ke Kota Lewoleba. Warta tampak panik dan meninggalkan kampung mereka masing-masing menggunakan kendaraan roda dua dan empat.
“Kami dengar ada ledakan pas keluar lihat asap sudah membubung tinggi. Saya panik dan langsung dengan sepeda motor ke Lewoleba. Sepeda motor saya sempat kehabisan bensin saya dorong. Beruntung ada yang kasih saya,” kata Ursula Deran, warga Desa Watodiri, Kecamatan Ile Ape.
Meski demikian, karena panik, Ursula meninggalkan anak-anaknya di Desa Watodiri. “Saya lagi cari anak-anak. Tadi saya panik sekali. Semoga mereka baik-baik saja, bapak-bapak tolong bantu kami,” kata Ursula.
Banyak warga yang tanpak panik. Beberapa di antaranya pingsan di depan RSUD Lewoleba. Sementara itu, pihak BPBD, Kepolisian dan TNI sudah tampak sudah bergerak ke dua kecamatan ini.
Hingga kini BentaraNet belum mendapatkan informasi resmi dari Pos Pengamatan Gunung Api Ile Lewotolok, Badan Geologi KESDM dan BPBD Kabupaten Lembata.
Informasi yang dihimpun BentaraNet, Gunung Api Ile Lewotolok terakhir kali erupsi 100 tahun lalu. (Red)