LEMBATA – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak cuaca panas El Nino yang menguat di wilayah Nusa Tenggara Timur akan terjadi pada Bulan September dan Oktober 2023. Ancaman bencana seperti kekeringan dan kebakaran lahan akibat El Nino sudah terjadi di depan mata, termasuk di Kabupaten Lembata.
Manager Yayasan Plan Internasional Indonesia (Plan Indonesia) Program Implementasi Area (PIA) Lembata, Erlina Dangu, mengatakan, untuk meminimalisir dampak dari ancaman dan sebagai bentuk kesiapsiagaan, perlu adanya sinergi dari semua pihak baik pemerintah, TNI/Polri, LSM dan semua organsiasi kemasyarakatan.
Hal ini dikatakan Erlina saat Workshop Penyusunan Rencana Kesiapsiagaan Bencana Keringan, Kebakaran Hutan dan Lahan di Kabupaten Lembata, yang digelar Plan Indonesia di Ballroom Olimpic Resto, Kota Lewoleba pada Kamis, 24 Agustus 2023.
Erlina mengatakan, Plan Indonesia telah membuat indikator ancaman kekeringan di tiga wilayah dampingan yakni di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nagekeo dan Lembata. Indikator tersebut antaranya kirisis air – untuk konsumsi, pertanian, peternakan dan perikanan – kelangkaan pangan, dan siaga darurat kekeringan oleh semua kabupaten.
Untuk meminimalisir dampak dari bencana kekeringan dan kebakaran lahan ini, Erlina berharap semua pihak dapat bersinergi sebagai bentuk kesiapsiagaan.
“Harapannya kita punya semangat bersama untuk kerja kolaborasi untuk mengurangi dampak kekeringan dan kebakaran hutan ini. Sejauh ini pengamatan kami ini, kita kerja masih sangat parsial,” ungkap Erlina.
Dia berharap workshop yang melibatkan semua unsur pemerintah lingkup Pemda Lembata, perwailan LSM, TNI/Polri dan masyarakat pegiat lingkungan hidup ini, dapat menghasilkan sebuah rencana aksi sebagai bentuk antisipasi bencana kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan di Lembata.
“Kalau hari ini kita menginisiasi mengumpulkan semua yang punya kepentingan hari ini, harapan kita ya kita bisa membuat rencana aksi yang cepat. Paling tidak dalam dua bulan ke depan September dan Oktober, ketika probabilitas El Nino sudah mencapai angka 80% dan tentu akan sangat berdampak terhadap anak dan perempuan,” ucap Erlina.
Sekda Lembata, Paskalis Ola Tapobali melalui Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Donatus Boli, mengucapkan terimakasih kepada Plan Indonesia yang telah memberikan perhatian besar terhadap upaya-upaya mitigasi dan penanganan bencana di Kabupaten Lembata.
Donatus mengatakan bahwa Lembata merupakan kabupaten pulau yang rentan terhadap ancaman bencana geologi maupun hidrometeorogi. Selain kekeringan, bencana lain yang terjadi di Lembata sebelumnya yakni erupsi gunung api Ile Lewotolok, longsor, banjir bandang, angin kencang dan gempa bumi.
“Workshop ini menjadi kesempatan yang sangat penting dalam menyusun rencana kesiapsiagaan kekeringan. Untuk itu saya sangat mengharapkan peran aktif kita semua sehingga pada kegiatan ini kita boleh menyusun dokumen kesiapsiagaan bencana kekeringan yang akan menjadi acuan bagi kita dalam menghadapi bencna kekeringan, kebakaran lahan dan hutan di Kabupaten Lembata,” kata Donatus.
Untuk mengatasi dampak kekeringan ini, Plan Indonesia juga telah menyalurkan air bersih kepada warga khususnya di permukiman relokasi di Kabupaten Lembata.
Hasil kaji cepat Plan Indonesia PIA Lembata yang dilakukan pada 14-15 Juni lalu menunjukan, sebanyak 1.874 orang atau 570 kepala keluarga terdampak kekeringan yang terjadi di lima permukiman tersebut. Kekeringan ini turut berdampak pada kesehatan dan keselamatan warga khususnya anak-anak.
“Kurangnya air bersih turut menyebabkan anak-anak, utamanya anak perempuan menghabiskan waktunya di sumur untuk menimba air. Kondisi ini akan mengancam keamanan dan keselamatan anak perempuan saat disuruh mengambil air untuk kebutuhan sehari-hari. Selain itu, anak perempuan menjadi kurang memperhatikan kebersihan dirinya, termasuk kesehatan menstruasi karena kurangnya air bersih,” ungkap Erlina.
Dengan melihat keadaan yang berdampak besar terutama pada anak perempuan ini, Plan Indonesia mendistribusikan air bersih sebanyak lima kali dalam seminggu. Sebanyak 5.000 liter air bersih disalurkan pada hari senin hingga jumat.
Selain mendistribusikan air bersih, Plan Indonesia turut mengkampanyekan gerakan hemat air, memastikan perlindungan pada anak dan perempuan saat mengambil air, dan mengedukasi pola hidup bersih dengan air yang minimal. Plan Indonesia juga mendorong pemerintah Lembata untuk melanjutkan pemberian bantuan pada warga dan menyiapkan aksi kesiapsiagaan kekeringan di Lembata. (BeN01)