Lembata, Bentara.net – Desa Bour Kecamatan Nubatukan Kabupaten Lembata akan segera memiliki produk kebijakan terkait Pengelolaan Sampah Berbasis Keluarga. Kabar gembira ini datang tepat di peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, 5 Juni 2023 usai aksi pungut sampah dan pengenalan model Pengolahan Sampah Berbasis Keluarga yang diselenggarakan masyarakat bersama Forum Pengurangan Risiko Bencana Kabupaten Lembata (FPRB Lembata).
Pantauan Bentara.net, sejak pagi (Jumad, 05/06), masyarakat Desa Bour bersama FPRB Lembata mengumpulkan sampah di dua lokasi berbeda yakni sepanjang pesisir pantai Riangdua dan di sekitar rumah warga.
Hanya dalam 30 menit, terkumpul belasan karung sampah plastik aneka jenis. Botol dan gelas plastik kemasan air minum menjadi yang paling banyak, disusul sampah plastik kemasan makanan ringan. Sampah-sampah ini dikumpulkan di sekitar gazebo lokasi wisata Pantai Riangdua dan mulai dipilah.
” Setelah kumpul, kita ajak masyarakat untuk coba pilah dan hitung. Ini untuk refleksikan bahwa dalam 30 menit saja kita sudah kumpul sangat banyak sampah. ” terang Tinus Huar, dari Gempita, salah satu komunitas anggota FPRB Lembata.
Usai pemilahan, relawan FPRB Lembata memandu masyarakat untuk mengidentifikasi sumber-sumber datangnya sampah dan dampaknya bagi lingkungan.
Temukan Tiga Sumber Sampah
Warga Bour menemukan sedikitnya tiga sumber utama munculnya sampah plastik yang ditemukan di sekitar pemukiman dan pantai Riangdua.
Pertama, dari laut. Sebagian sampah plastik yang ditemukan di pesisir pantai disebutkan berasal dari laut atau terbawa arus dan terhempas ke Pantai Riangdua.
Kedua, berasal dari sampah plastik dari dalam rumah setiap warga. Sampah plastik ini menurut warga didominasi botol dan gelas plastik serta kantong plastik belanja.
Diskusi masyarakat Bour dan FPRB Lembata menemukan rumah warga menjadi salah satu sumber utama munculnya sampah plastik di sekitar lingkungan tempat tinggal warga.
” Beli sayur 1 kantong, beli bawang 1 kantong, beli tomat 1 kantong, beli jahe 1 kantong. Berarti baru belanja 4 bumbu, sudah 4 kantong plastik siap jadi sampah. Begitu ka, Bapa Mama semua? ” tanya Acan Raring disambut persetujuan warga Bour. Acan salah satu relawan FPRB yang memfasilitasi diskusi.
“Kadang beli sabun satu saja di kios dekat rumah juga dapat kantong plastik. Masalahnya tidak enak bawa sabun satu saja baru tidak pake kantong tu ka,.. ” celetuk seorang ibu disambut tawa peserta lain.
Sumber sampah ketiga adalah “sumber anonim” alias tak diketahui asal muasalnya “Kami tidak tahu itu dari mana dan oleh siapa. Tapi banyak tumpukan sampah plastik, tiba-tiba saja ada di sekitar pemukiman warga, terutama di pinggir jalan. Paling banyak itu di Dusun Kwakat sana. ” terang Kon Sura, Kepala Desa Bour. Kwakat, adalah salah satu dusun dari Desa Bour. Terletak di arah timur, terpisah dari pusat desa, dan lebih dekat ke Lewoleba, Ibukota Kabupaten Lembata.
Desa Bour Bebas Sampah
Aksi kumpul-pilah sampah plastik hingga identifikasi dampak dan sumber sampah berujung pada deklarasi komitmen bersama yang dibangun masyarakat dan pemerintah Bour bersama FPRB Lembata.
Deklarasi Komitmen Bersama Desa Bour Bebas Sampah memuat tiga kategori komitmen yakni komitmen pribadi, komitmen keluarga dan komitmen pemerintah desa.
Komitmen pribadi :
1. Membiasakan diri menolak kantong plastik belanjaan dan selalu membawa kantong/tas belanja dari rumah2. Membiasakan diri membawa botol air Sendiri
Komitmen Keluarga:
1. Setiap keluarga wajib menyiapkan paling karung atau wadah lain penampung sampah plastik di rumah masing-masing
2. Setiap keluarga menyediakan wadah penampung sampah organik untuk dibawa ke kebun sebagai material pupuk organik atau mulsa alami.
3. Setiap keluarga membiasakan diri mengurangi potensi sampah plastik dari setiap acara keluarga
Komitmen Pemerintah Desa Bour:
1. Merencanakan akomodasi kegiatan pemerintahan yang mencegah produksi sampah plastik seperti menyediakan air minum dalam wadah besar agar tidak sering membeli air minum kemasan botol dan gelas
2. Menghimbau semua peserta dan pelaksana kegiatan publik desa untuk membawa botol air masing-masing
3. Menyusun dan menetapkan Peraturan Desa untuk Pengelolaan Sampah Berbasis Keluarga (PSBK) menuju Desa Bour Bebas Sampah, dengan menjadikan komitmen bersama sebagai salah satu rekomendasinya.
Komitmen bersama ini mendapat dukungan penuh dari FPRB Lembata. Ketua Forum PRB Lembata Anton Molan Leumara menegaskan forum akan mendukung komitmen masyarakat dan pemerintah termasuk soal penyusunan Perdes PSBK Desa Bour Bebas Sampah.
“Ini capaian yang berkualitas. Bersama Bapa Mama sekalian, kita sudah identifikasi dan belajar soal dampak sampah plastik. Dan kami semua di forum PRB akan dukung ini. Bapa Desa, teman-teman relawan punya banyak ketrampilan termasuk soal kebijakan seperti perdes. Jadi kami tunggu info dari Desa agar kita saling bantu buat dokumen dan laksanakan bersama. ” tegas Leumara.
Kepala Desa Bour, Kondradus Sura sangat mengapresiasi sangat masyarakatnya dan mengharapkan dukungan banyak pihak termasuk FPRB Lembata untuk komitmen kebijakan dan aksi bersama PSBK Desa Bour Bebas Sampah. ***BKA