SoE – Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan ASITA Provinsi NTT mengimbau para wisatawan yang berkunjung ke destinasi wisata Fatukopa agar menjadi wisatawan bijak dengan menjaga kebersihan lokasi wisata.
Hal itu disampaikan oleh Ketua ASITA Provinsi NTT, Abed Frans di lokasi wisata Fatukopa, Minggu (26/7/2020). Menurutnya, wisatawan harus menjaga lokasi destinasi wisata Fatukopa dari tebaran sampah.
Sampah yang berserakan, lanjut Abed, terutama sampah plastik akan merusak lingkungan sehingga keindahan alam yang dimiliki Fatukopa akan pudar.
“Sampah plastik sangat merusak lingkungan. Untuk itu, wisatawan domestik harus menjadi wisatawan yang bijak sehingga destinasi ini bisa dinikmati tidak hanya sekali saja,” kata Abed.
Abed juga meminta agar kendaraan para wisatawan tidak dibawa masuk ke lokasi wisata sehingga tidak merusak padang rumput di lokasi.
“Kalau bisa ke depan kendaraan, baik roda dua maupun roda empat tidak dibawa masuk, sehingga tidak merusak rumput juga bisa tertata rapi,” ujar Abed yang juga Ketua Harian Badan Promosi Pariwisata Provinsi NTT.
Hal yang sama diungkapkan bendahara DPD HPI Provinsi NTT, Yayang Sutomo. Menurutnya, wisatawan harus dibiasakan untuk peduli dengan objek wisata yang ada sehingga bisa dinikmati oleh banyak orang.
“Wisatawan harus dibiasakan untuk peduli terhadap kebersihan. Wisatawan harus membawa pulang sampah-sampah yang dihasilkannya saat berada di lokasi wisata,” kata Yayang.
Hal itu, lanjutnya, akan berdampak pada kelestarian alam dan lingkungan yang bersih sehingga wisatawan yang belum berkunjung ke destinasi wisata tersebut akan tertarik untuk berkunjung.
“Dampaknya sangat besar kalau wisatawan dibiasakan untuk membawa kantong plastik sehingga bisa membawa pulang sampahnya sendiri,” jelasnya.
Menurutnya, wisatawan yang bijak adalah wisatawan yang sadar dan peduli terhadap kelestarian alam di sekitar lokasi Wisata.
“Fatukopa ini sangat bagus, punya harga jual. Tapi wisatawan harus dibiasakan untuk sadar kebersihan sehingga destinasi wisata ini tidak dinikmati sesaat saja,” tutup Yayang.