Lewoleba – Bencana alam memang menyisahkan trauma bagi setiap orang yang mengalaminya. Untuk melupakan kejadian tersebut setiap orang memiliki caranya masing-masing.
Seperti halnya yang dialami Helena Katarina Ina Peni, warga Ile Ape, asal Desa Bao Lali Duli, Kecamatan Ile Ape Timur. Kejadian erupsi Ile Lewotolok pada Minggu (29/11) yang lalu menyisahkan kenangan pahit dalam ingatannya.
Kepada media ini, Minggu (6/12/2020), Ina yang mengungsi ke rumah kerabat di Kota Baru, Kelurahan Lewoleba Selatan ini mengisahkan, selama berada di rumah kerabat, ingatannya terhadap peristiwa erupsi tersebut selalu muncul.
Untuk mengobati peristiwa tersebut, Ia dan teman-temannya mencoba suasana baru dengan bepergian ke tempat wisata.
Di tempat wisata, ia dan teman-temannya mencoba melupakan peristiwa yang membekas di ingatan.
Misalkan berwisata ke Jembatan Pelangi sebutan untuk Jembatan Waima yang menghubungkan Desa Bour dan Loang yang baru selesai dibangun namun belum diresmikan ini.
Di tempat tersebut, mereka meluapkan canda dan tawa dengan wajah penuh kecerian seolah peristiwa erupsi tersebut telah hilang di ingatan.
Selain di jembatan Waima, mereka juga mengunjungi Bukit Cinta, Pantai Patapu dengan pantai berpasir putih alami dan juga Senegur yang berada di Desa Lolong, Kecamatan Nagawutung, Kabupaten Lembata.
Ia mengaku sulit bayangkan kejadian erupsi Gunung Ile Lewotolok itu. Ina mengisahkan, saat kejadian, orang-orang berlarian tanpa arah. Suara histeris ketakutan terdengar di mana-mana dalam desa.
“Dari yang tua hingga anak-anak berlarian tanpa tujuan. Saat itu, semua orang panik bahkan desa-desa tetangga juga mengalaminya. Ada yang berlari ke arah desa kami, begitupun dari desa kami berlari ke arah desa mereka,” katanya.
Selain itu, ada Ibu hamil dan ada juga Ibu yang menggendong anaknya yang berumur sekitar dua bulan ikut berlarian. Dalam peristiwa tersebut, anak-anak terpisah dari orang tuanya.
“Saya sulit membayangkan peristiwa itu. Semuanya terjadi begitu saja antara mati atau hidup. Saat itu sambil berlari dalam hati saya hanya mengatakan, Tuhan tolong,” jelasnya.
Ia juga berharap, erupsi Gunung Lewotolok cepat berakhir sehingga mereka bisa kembali ke tempat asal mereka dan memulai kehidupan seperti sedia kala.