Maumere – Impian bisa didapat dengan tekad dan perjuangan keras. Seperti yang dialami Adrianus Paji Lewar yang tidak pernah menyerah dengan keadaan meski dia miliki keterbatasan fisik dan materi.
Andi sapaan akrabnya berhasil membuktikan dirinya bisa meraih cita-cita, bahkan berhasil lulus dari Universitas Nusa Nipa Indonesia (Unipa) Maumere.
Pria kelahiran Kanada, Kecamatan Tite Hena, Kabupaten Flores timur, 04 Juni 1987 ini mengisahkan, orangtuanya selalu mengedepankan pendidikan dalam membesarkan dan mendidik anak-anak meski mereka hidup serba terbatas.
Andi merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara pasangan Yakobus Suban Lewar dan Helena Nini Talar. Kedua orangtuanya telah meninggal dunia.
“Almarhum bapak adalah petani dan Almarhum ibu merupakan ibu rumah tangga biasa. Walapun orang tua saya hanya orang biasa tetapi mereka sangat mengedepankan pendidikan anak-anaknya,” tuturnya kepada wartawan, Senin (9/11/2020) usai menjalani prosesi Wisuda Program Sarjana dan Diploma Angkatan ke-XII periode I tahun 2019/2020.
Drinya berhasil menyelesaikan studi sarjana dari Fakultas Teknik Program Studi Informatika di Unipa Maumere dengan IPK 2,87.
Andi masih ingat betul nasihat ayahnya yang selalu menekankan pentingnya pendidikan. Pendidikan di mata sang ayah merupakan jalan yang dapat mengubah kondisi seseorang. “Bapak bilang pendidikan itu nomor satu. Pendidikan bisa merubah kita dari kondisi yang sekarang,”ucap Andi
Dirinya menuturkan, kisah pilunya semakin bertambah saat sang ayah dan ibu meninggal di tahun yang sama yakni pada 2007 silam. Andi bahkan sempat mengambil cuti pada tahun 2017 karena sakit. Namun niatnya untuk melanjutkan pendidikan di UNIPA tidak pernah pernah padam.
“Saya pernah cuti di tahun 2017 karena saya sakit,”ungkap mahasiswa UNIPA angkatan tahun 2013 ini.
Semenjak Ayahnya meninggal dunia, Andi dibiayai oleh saudaranya yang bekerja di Singapura sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI).
Stelah lulus SMA, Andi pernah memutuskan untuk menjadi seorang petani di kampung. Namun karena keterbatasan fisik, dirinya tidak mampu menjalani profesi sebagai seorang petani. “Setelah tamat SMA, saya jadi petani dulu. Tapi karena dengan keadaan fisik saya berhenti jadi petani,” ujarnya.
Berkat motivasi kedua saudaranya, Andi bisa melalui proses belajar di Unipa Maumere. Selanjutnya, dia berharap pemerintah untuk memperkerjakan dirinya di salah satu lembaga sesuai dengan kompetensi dan keadaan fisiknya.
Humas Unipa Maumere, Higinus Wilbrot kepada media ini mengapresiasi perjuangan Andi. Walaupun dengan keterbatasan fisik namun dengan penuh semangat dan percaya diri dia bisa menyelesaikan proses belajar di Unipa Maumere.
“Patut diapresiasi karena Andi walaupun cara berjalannya tidak normal seperti mahasiswa lainnya tapi saya kagum karena Andi dengan penuh semangat dan gigih bisa mengikuti kuliah sampai selesai dan diwisudakan,” ujarnya.
Dia berharap semangatnya Andi ini bisa menular ke mahasiswa lainnya yang masih berproses di kampus Unipa Maumere. Hal senada juga disampaikan oleh Yohanes Don Bosco Ricardson Minggo, Dosen Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan UNIPA Maumere.
“Saya tahu betul kondisi Andi, saya kenal Andi karena dulu Andi pernah tinggal dengan mahasiswa saya di fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Kalau saya ketemu di kampus pasti saya ajak dia diskusi dan makan,” ujarnya.
Yohanes menuturkan, yang menarik dari Andi adalah walaupun cara berjalannya tidak normal namun dia pasti ke kampus dan tidak pernah absen mengikuti kuliah.