Lewoleba – Para penyintas di banjir bandang dan longsor di Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata yang berada di pengungsian mendapat bingkisan kado dari para Santa Klaus Taman Daun.
Ditengah ketidakpastian hidup di pengungsian, mereka masih mendapat bingkisan sembako yang dibagikan pada Minggu (19/12/2021).
Anak-anak tampak gembira menyaksikan para relawan Taman Daun membagi sembako dengan cara yang berbeda menjelang Natal.
Beberapa di antara mereka mengejar dan bermain dengan para Santa Klaus ini. Senyum mereka nampak sumringah, meski hidup mereka boleh dibilang memprihatinkan.
Selain sembako, mereka juga kesulitan air bersih. Koordinator Relawan Komunitas Taman Daun, John S J Batafor, mengatakan, aksi yang dilakukan relawan Teman Daun ini hanya untuk menghidupi suasana hari raya Natal yang semakin pudar.
Dia juga tidak menampik, kehidupan masyarakat Ile Ape dan Ile Ape Timur masih sangat memprihatinkan.
Hingga saat ini, sejak bencana banjir bandang, mereka masih kesulitan memperoleh air bersih untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
“Jadi kami mau bangkitkan semangat Natal pada jiwa masyarakat Lembata. Ada ibu-ibu tua lain saja masih minta tolong Santa untuk bantu mereka air. Jadi air masih jadi masalah utama,” ungkap John.
John juga menyatakan keprihatinannya yang mendalam bagi sebagian umat Katolik di lereng dan kaki gunung Ile Lewotolok, yang sudah dua tahun berturut-turut merayakan Natal di pengungsian.
Pada tahun 2020, Natal dirayakan di pengungsian karena terjadi letusan gunung api Ile Lewotolok. Sedangkan pada tahun 2021, natal dirayakan di pengungsian karena terjadi banjir bandang dampak badai siklon tropis Seroja.
“Merayakan Natal dalam situasi duka dan trauma tentu berbeda suasananya. Apalagi dalam keadaan yang tidak menentu dan serba kekurangan.”
“Tidak perlu mengalami bencana untuk merasakan bagaimana susana Natal di pengungsian. Cukup dengan rasa empati, kita pun larut dalam suasana itu,” ucap John.
Selain bagi-bagi bingkisan sembako, relawan Komunitas Taman Daun juga memberi kado Natal untuk warga di selatan Lembata, yakni desa Puor dan sekitarnya sampai Lamalera.
Mengusung spirit gemohing, mereka bersama warga Desa Puor memperbaiki jalan rusak pada segmen kritis jalur tengah menuju Lamalera. (Red)