Lembata, Bentara.net. Rak-rak panjang penuh pajangan ribuan buku di Perpustakaan Gorys Keraf Kabupaten Lembata tidak lama lagi bakalan kosong. Pasalnya, pengelolah perpustakaan akan merelokasi sejumlah besar buku ke sekolah-sekolah dasar dan menengah di Kabupaten Lembata. Pemindahan buku-buku bacaan aneka topik ini, dilakukan sebagai strategi meningkatkan akses baca bagi lebih banyak anak sekolah. Selain itu, kebijakan ini dipandang dapat membantu memenuhi kebutuhan buku referensi bagi warga sekolah. Pasalnya, mayoritas buku-buku yang ada di perpustakaan sekolah adalah buku pelajaran dan bukan buku referensi.
Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Lembata, Anselmus Asan Ola menjelaskan, pihaknya optimis akan segera merealisasikan rencana pemindahan buku-buku referensi ke sekolah-sekolah, karena telah mendapat respon positif dari banyak sekolah di Lembata.
” Kami optimis, rencana ini mendapat dukungan positif. Terakhir dalam data kami, sudah ada sekitar 58 sekolah yang siap melakukan Perjanjian Kerjasama (PKS) dengan kami (Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Lembata, red).” terang Ansel saat ditemui Bentara.net di Gedung Perpustakaan Goris Keraf Lewoleba, Senin siang 12 Juni 2023.
Lebih lanjut dijelaskan, pemindahan buku-buku ke sekolah untuk mendukung ketersediaan buku referensi di sekolah, yang selama ini didominasi buku pelajaran.
” Tiap sekolah punya perpustakan dan pasti banyak buku. Tapi itu banyaknya buku pelajaran. Sekarang ini pendidikan kontekstual. Anak harus belajar banyak hal dari referensi lain untuk menemukan minat dan bakatnya. Belajar IPA misalnya, tidak hanya di kelas dan dari Buku Pelajaran IPA. Aspek lain soal IPA harus lebih banyak dipelajari. Misalnya tentang aneka jenis tanaman dan fauna, hutan dan lainnya. Bagian inilah yang ingin dilengkapi oleh perpustakaan daerah, ” jelasnya.
Mantan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lembata ini menambahkan, pemindahan buku juga dilakukan lantaran jumlah pengunjung perpustakaan daerah terutama anak sekolah terbatas.
“Minat baca anak-anak sebenarnya cukup bagus. Tiap hari ada kunjungan. Tapi mungkin karena jarak. Tentu tidak sulit bagi anak-anak yang tinggal atau bersekolah tidak jauh dari sini. (Perpustakaan Daerah Lembata, red). Tapi yang tinggalnya jauh pasti agak sulit. Makanya kita bawa buku-buku ini ke tempat yang lebih dekat dengan anak-anak ” tambahnya.
Bentara.net coba masuk ke ruang besar di sisi barat Gedung Perpustakaan Gorys Keraf. Sejumlah rak panjang berisi pajangan ribuan buku rapi tertata. Di salah satu sudut, tiga remaja perempuan bergerak pelan meletakan buku cerita bergambar masing-masing pada rak buku bacaan anak-anak. Talita, Ketin dan Vanessa. Ketiganya baru selesai membaca di ruang baca yang terletak di bagian timur gedung. Mereka siswa kelas VI salah satu sekolah dasar yang letaknya tak jauh dari perpustakaan. Juga tepat tinggalnya. Rumah mereka dekat Kantor Pusat Listrik Negara (PLN) Lewoleba, hanya 300 meter sebelah selatan Gedung Perpustakaan.
“Kami biasa datang baca di sini. Pas pulang sekolah. Kami punya rumah dekat di sana itu, dekat PLN itu, ” sahut Talita sopan menanggapi pertanyaan Bentara.net. Mungkin sulit menemukan anak-anak yang tinggal jauh dari perpustakaan daerah, misalnya Lamahora atau Waikomo, meski semuanya masih dalam Kota Lewoleba. Jika sering datang, tentu butuh mobuilisasi dan dukungan ekstra orang tua. Mereka masih anak-anak.
Ihwal pasang surut kunjungan anak sekolah ke perpustakaan juga diakui Charles Alfredo. Pustakawan Ahli Pertama Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Lembata ini menjelaskan, kunjungan anak sekolah kadang meningkat pada hari-hari tertentu namun itu biasanya terkait adanya penugasan dari sekolah.
“ Di hari-hari tertentu, jumlah anak-anak akan banyak. Itu biasanya rombongan dari sekolah. Rata-rata kunjungan itu karena adanya penugasan terkait mata pelajaran yang diberikan guru di sekolah, ” jelas Charles.
Rencana pemindahan buku-buku referensi dari perpustakaan daerah ke perpustakaan sekolah mendapat respon positif sekolah. SMP Sinar Swasembada Hadakewa Kecamatan Lebatukan adalah satu satunya. Kepala SMP Sinar Swasembada Hadakewa, Daniel Demoor menuturkan pihaknya sangat antusias bahkan sudah mendaftarkan diri.
“Kami sudah daftarkan diri untuk terlibat dan siap terima program ini. Dan kami menunggu tahapan lanjutan seperti MoU. Selama ini sekolah memang pengadaan buku tapi itu buku mata pelajaran. Yang kita butuh untuk mendukung literasi sekolah itu yach seperti buku-buku referensi. Makanya pas dengan ada program itu di Dinas perpustakan, kami juga mau ikut,” terang Daniel Demoor, saat dihubungi Bentara.net, Selasa (13/06).
Daniel Demoor menambahkan, implementasi program dimaksud nantinya akan mendukung program literasi sekolah yang memang rutin diselenggarakan setiap pekan.
“Untuk literasi dan pengembangan diri di sekolah (SMP Sinar Swasembada, red), kami sudah alokasikan waktu khusus yakni tiap Hari Jumad. Pagi harinya membaca kemudian dilanjutkan dengan pengembangan diri. Nah, di sini anak-anak cukup kuat peminatan soal fiksi. Makanya kami butuh banyak referensi soal karya-karya fiksi. ” ***BKA