Larantuka – Pemerintah Kabupaten Flores Timur dan Lembata bersepakat untuk membangun kerjasama dan meneken memorandum of understanding (MoU) sektor pariwisata, kelautan dan perikanan.
Hal ini diungkapkan bupati kedua kabupaten ini saat anjangsana Pemda Lembata ke Flores Timur di Hotel Asa Larantuka, Sabtu (3/10/2020) malam.
Bupati Lembata, Eliyaser Yentji Sunur dalam sambutannya, mengatakan, Pulau Pasir Timbul Meko memiliki jarak yang sangat dekat dengan Kabupaten Lembata. “Kalau dengan speed (boat) bisa 15 menit, kemudian berhadapan langsung dengan beberapa desa di Kabupaten Lembata yang juga mempunyai daya tarik yang unik,” kata Bupati Sunur.
Potensi ini tentu akan mampu mendorong peningkatan ekonomi kedua kabupaten apabila kerjasama di bidang pariwisata bisa dilakukan.
Tidak hanya itu, Lembata dan Flotim yang sama-sama memiliki banyak potensi pariwisata baik keindahan alam dan kesamaan budaya yang unik dapat dioptimalkan dengan kerjasama-kerjasama strategis.
Tidak hanya itu, Bupati Sunur juga menyebut perikanan dan kelautan kedua kabupaten juga sangat potensial dimasukan dalam agenda kerja sama kedua kabupaten.
“Ini perlu kita bicarakan secara teknis bagaimana sumber daya laut kita yang bisa kita manfaaatkan secara bersama-sama dalam rangka untuk meningkatkan ekonomi masyarakat Lamaholot,” imbuhnya.
Mengamini Bupati Lembata, Bupati Flores Timur, Antonius Hadjon juga mengatakan hal yang sama. Dalam dua tahun terakhir kedua kabupaten menunjukan geliat pariwisata melalui berbagai festival.
Di Flores Timur ada Festival Budaya Lamaholot sedangan Kabupaten Lembata pada tahun 2018 & 2019 rutin menggelar Festival Tiga Gunung. Selain keindahan alam, modal kesamaan Budaya Lamaholot menurut Bupati Anton harus dioptimalkan untuk menumbuhkan geliat pariwisata dan ekonomi kedua kabupaten.
Apalagi saat ini Flotim dan Lembata sama-sama masuk dalam daerah pengembangan pariwisata Labuan Bajo. Dalam pengembangan pariwisata Flores secara keseluruhan, setiap kabupaten tidak bisa berjalan masing-masing.
Sebagai contoh, Prosesi Semana Santa yang sudah mendunia ini harus memiliki dampak terhadap geliat wisata di Kabupaten Lembata.
“Misalnya terkait paket wisata yah. Selama ini wisata religius Semana Santa itu pusatnya di Kabupaten Flores Timur. Tetapi bagaimana wisata religius ini berdampak terhadap Kabupaten Lembata. Itu sebagai model atau contoh yang bisa kita tunjukan untuk memulai kerjasama ini,” kata Bupati Anton.
Kedua bupati memastikan akan menindaklanjuti gagasan kerjasama ini secara teknis melalui dinas-dinas terkait. Penandatanganan MoU terkait kerjasama ini akan dilakukan saat kunjungan balik Bupati Flores Timur, Anton Hadjon ke Lembata dalam waktu dekat.
“Ya, dalam waktu dekat,” Bupati Anton memberikan bocoran.
Kunjungan silaturahmi Forkopimda Kabupaten Lembata ke Flores Timur ini dilakukan penyongsong peringatan hari ulang tahun (HUT) ke 21 Otonomi Daerah Kabupaten Lembata pada 12 Oktober yang akan datang. Sebelumnya Lembata masuk dalam wilayah administrasi dan pemerintahan Kabupaten Flores Timur.
Saat silaturahmi di Hotel Asa, Pemda Lembata juga memberikan cinderamata khas Lembata yakni sarung tenun ikat Atadei ke jajaran Forkopimda Flores Timur. Hadir dalam kesempatan ini, Wakil Bupati Flores Timur, Agustinus Payong Boli, Komandan Komando Distrik Militer 1624/ Flores Timur (Dandim), Imanda Setyawan, Kapolres Flotim, AKBP I Gusti Sukarta Sukaarsa SIK, Kapolres Lembata, Yoce Marten dan Ketua Pengadilan Negeri Lembata, Ngurah Suradatta Dharmaputra dan Kajari Lembata, Ridwan Sujana Angsar.
Dalam kunjungan selama dua hari ini, Forkopimda Lembata berkunjung ke Markas Kodim 1624/Flotim, Taman Makam Pahlawan, SMA Negeri 1 Larantuka, Bukit Fatima dan bertemu Uskup Larantuka, Mgr Frans Kopong Kung PR. Ini merupakan kunjungan perdana setelah Lembata ditetapkan sebagai daerah otonomi 21 tahun lalu. (red)