Lewoleba – Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lembata, Longginus Lega, mengatakan, jumlah wirausaha di Kabupaten Lembata saat ini sangat sedikit.
Menurut catatan Pemda Lembata, sejauh ini hanya terdapat 6.871 wirausaha di Kabupaten Lembata dari total jumlah penduduk sebanyak kurang lebih 130.000 jiwa.
Angka ini juga terpaut sangat jauh dari jumlah wirausaha di Indonesia yang diperkirakan mencapai 64 juta wirausaha.
Hal ini dikatakan Longginus Lega saat menjadi pembicara dalam acara talk show yang digelar Asosiasi Mahasiswa Lembata (AML) – Kupang di aula Kantor Kecamatan Nubatukan, Lewoleba, Kamis (30/12/2021).
Longginus mengatakan, sejak menjadi kabupaten otonomi pada tahun 1999, Lembata memiliki peluang sekaligus menjadi tantangan bagi tumbuhnya iklim wirausaha.
“Ini tantangan buat kita begitu Lembata itu menjadi otonomi. Di sana ada peluang sekaligus tantangan. Karena apa, penduduk asli Lembata itu belum menangkap peluang dengan hadirnya otonomi daerah. Kalaupun ada itu kecil,” ungkap Longginus di hadapan ratusan peserta talkshow.
Di sisi lain, dia menggambarkan, Pemerintah Kabupaten Lembata sejauh ini juga tidak menggelontorkan bantuan permodalan untuk wirausaha di Kabupaten Lembata.
Dari APBD Kabupaten Lembata yang mencapai Rp 1 Triliun setiap tahun, sebagian besar dialokasikan untuk pembiayaan pembangunan infrastruktur, pendidikan dan kesehatan.
“Anggaran itu lebih banyak diarahkan untuk kegiatan-kegiatan yang sifatnya pembangunan infrastruktur, kesehatan dan pendidikan. Dan itu sifatnya mandatori. Jadi pusat itu memberikan anggaran tapi dia sudah tentukan untuk pendidikan 20%, kesehatan sekian persen, infrastruktur sekian persen,” ungkapnya.
Kalaupun ada Pemda hanya mampu membiayai pengadaan peralatan untuk petani dan nelayan.
Namun menurutnya, peluang terbesar masyarakat Lembata mengakses permodalan datang dari lembaga keuangan seperti perbankan dan koperasi. Sumber pembiayaan permodalan ini harusnya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Lembata untuk mengembangkan usaha.
“Pembiayaan kredit yang disediakan oleh bank itu bermacam-macam. Ada Kredit Usaha Rskyat (KUR). Sekarang terbaru Kredit Merdeka atau kredit tanpa bunga,” ucap Longginus.
Pembiayaan permodalan oleh bank dan koperasi ini pun masih menemukan kendala dan menjadi masalah ketika kebiasaan masyarakat memanfaatkan pinjaman permodalan untuk pembiayaan konsumtif.
Longginus mengatakan, Pemerintah Kabupaten Lembata berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan iklim wirausaha melalui skema pembinaan, kolaborasi dengan lembaga keuangan dan memfasilitasi masyarakat yang mau berwirausaha melalui kemudahan pemberian izin.
Kegiatan ini menghadirkan pembicara lainnya yakni Direktur PT Lima Satu Merdeka, Michael Tan, Kepala Desa Hadakewa, Klemens Kwaman dan Owner Oma Bue Cafe, Ari Langobelen. (Red)
Untuk.pengembangan wira usaha UMKM pemda memfasilitasi pendirian bumdes didesa kerjasama dgn pemerintah desa. Dalam permendea sudah terback up badģet, untuk pendirian bumdes dan penyertaan modal bumdes.
Untuk.pengembangan wira usaha UMKM pemda memfasilitasi pendirian bumdes didesa kerjasama dgn pemerintah desa. Dalam permendeas sudah terback up badģet, untuk pendirian bumdes dan penyertaan modal bumdes.