Lewoleba – SMP Negeri 4 Nubatukan sangat antusias dengan hadirnya Sekolah Iklim Berjalan (Si Alam) yang diinisiasi oleh LSM Barakat.
Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Sekolah SMPN 4 Nubatukan Nona Maria Sina Boleng di Kantor Barakat, Lewoleba pada hari Jumad, 02 Agustus 2022.
Maria menyampaikan bahwa pihaknya sangat antusias sebab program ini sesuai dengan visi sekolah yaitu mencintai lingkungan dan berpijak pada budaya sendiri.
“Kami sangat terbuka untuk hal yang positif. SMPN 4 bisa menjadi ruang untuk menyampaikan isu-isu global agar diketahui oleh masyarakat luas,” ungkap Maria.
Lanjut Maria, ketika melakukan pertemuan dengan Barakat untuk membahas program ini ternyata ada kesamaan tema dengan kurikulum merdeka belajar. Di dalam kurikulum merdeka belajar ada tujuh tema dan salah satunya tentang lingkungan hidup.
Maria menambahkan bahwa program ini memang dikhususkan untuk kelas tujuh, tetapi tidak ada salahnya jika kelas delapan dan sembilan ikut ambil bagian sebab program ini pun sesuai dengan muatan lokal.
“Persiapan dari sekolah sudah dilakukan. Kami sudah memilih siswa dan guru pendamping yang akan terlibat dalam sekolah iklim ini,” tutup Maria.
Ditemui di Barakat, Divisi Litbang Barakat, Piter Pulang menjelaskan bahwa Sekolah Iklim Berjalan ini merupakan upaya yang dilakukan Barakat untuk mempersiapkan anak dalam menghadapi krisis yang mucul sebagai dampak dari perubahan iklim.
“Sekolah ini bertujuan meningkatkan pemahaman koseptual anak baik defenisi, penyebab dan dampak dari perubahan iklim. Minimal mereka sadar bahwa ada penyebab di sekitar mereka yang memicu terjadinya perubahan iklim,” ungkap Piter.
Sekolah ini bertujuan membangun karakter ekologi pada anak sehingga dapat bertumbuh dengan berbekal pada pengetahuan dan pengalaman yang akan mereka dapatkan saat mengikuti proses ini.
“Kita bangunnya dari aspek afektivnya dulu baru psikomotorik untuk dorong kognitif supaya ada kesimbangan antar tiga aspek ini,” terang Piter.
Sekokah ini dimulai sejak 01 September 2022 sampai empat bulan ke depan. Tahap pertama adalah membangun pemahaman koseptual dan diikuti dengan studi lapangan. ***