Lewoleba – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kabupaten Lembata mulai marak terjadi saat memasuki musim kemarau.
Terakhir kebakaran lahan hebat terjadi di kawasan tanjung Baja para Sabtu (24/7/2021) malam sekitar pukul 19.00 WITA.
Aparat Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Provinsi NTT, UPT Kabupaten Lembata berusaha melakukan pemadaman dengan peralatan seadanya.
Kepala UPT KPH Kabupaten Lembata, Linus Lawe mengatakan, kebakaran di kawasan hutan lindung tanjung Baja dalam bentul spot-spot yang diperkirakan mencapai 9 hektar lahan di tiga titik.
Sebelumnya kebakaran lahan juga terjadi di kawasan hutan lindung daerah Lamalela, daerah Bobu sekitar 2 titik dan kawasan hutan lindung Labalekan-Hadakewa.
Sementara itu di luar kawasan hutan lindung kebakaran lahan terjadi di Waijarang dan Labanobol. “Dua kawasan ini di luar hutan lindung,” kata Linus.
Linus menjelaskan, kebakaran lahan ini sebagian besar disebabkan karena kelalaian manusia seperti membuka lahan dan berburu.
“Tapi ada juga yang suka buang puntung rokok di pinggir jalan. Jadi di saat bersamaan ada ilalang kering, cuaca panas dan angin kencang maka potensi kebakaran itu semakin besar terjadi,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Linus mengimbau masyarakat untuk tidak lagi membakar hutan sembarangan dan membuang puntung rokok di pinggir jalan.
“Kesadaran bersama kita sangat diharapkan. Mohon perhatian kita bersama karena yang rusak ini alam milik kita dan yang rugi kita juga,” imbuhnya.
Linus mengatakan, pihaknya tetap berkoordinasi dengan aparat Kepolisian Resor Lembata, TNI dan pemerintah desa di Kabupaten Lembata terkait upaya-upaya penanganan kebakaran.
“Kita sudah koordinasi dengan pemerintah desa dan pihak terkait lainnya untuk mencegah terjadinya kebakaran yang lebih luas,” kata Linus. (Red)