Lewoleba – Pemerintah Kabupaten Lembata melalui berbagai sosialiasi mulai mengajak masyarakat untuk beradaptasi dengan aktivitas gunung api Ile Lewotolok.
Setiap hari, pasca erupsi hebat pada Minggu (29/11/2020) lalu, gunung api Ile Lewotolok hingga kini terus mengalami erupsi dengan skala yang kecil setiap saat.
Gemuruh terjadi hampir tiap hari, sesekali diikuti dengan gempa vulkanik.
Saat mengunjungi beberapa desa di Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur pada Selasa (12/1/2021), Bupati Lembata, Eliyaser Yentji Sunur mengajak masyarakat untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru gunung api Ile Lewotolok.
“Masih ada gemuruh dan malahan api naik ke atas. Kita lihat sebagian masyarakat mereka adaptif dengan keadaan yang sekarang ini. Itu yang paling utama sehingga aktivitas mereka berangsur-angsur mulai pulih,” kata Bupati Sunur.
Turut serta dalam kunjungan ini jajaran Forkopimda dan para Kepala OPD lingkup Pemda Lembata.
Menurut Bupati Sunur, masyarakat saat ini tidak bisa bertani karena ruang mereka untuk berkebun dibatasi karena radius 3 KM dari kawah gunung warga tidak boleh melakukan aktivitas. Terutama bagi warga yang memiliki kebun di lereng gunung.
“Beberapa warga mulai tanam kacang. Berarti kita nanti ke depan kita atur bagaimana menangani rawan bencana kelaparan. Kita antisipasi mengingat musim tanam di sini tidak maksimal untuk dilakukan penanaman mulai dari Ile Ape Timur sampai Ile Ape,” kata Bupati Sunur.
Pemerintah Kabupaten Lembata juga saat ini tengah menyiapkan skema mengatasi kondisi rawan pangan. “Yang jelas bahwa stok beras itu prioritas untuk masyarakat di Ile Ape dan Ile Ape Timur yang terdampak,” ujarnya. (Red)