Lewoleba – Adanya indikasi residu pestisida yang berlebihan pada sayur-sayuran yang beredar di pasar-pasar Kota Lewoleba, Kabupaten Lembata mendapat tanggapan dari petani sayur.
Mereka membantah bahwa mereka diduga menggunakan pupuk dan pestisida yang berlebihan yang menyebabkan tingginya kandungan residu pestisida di dalam sayur-sayuran yang mereka jual.
Syamsudin Muhammad Saleh salah satu petani di Kota Lewoleba mengatakan, selama ini dia bersama anggota kelompok tani lainnya menggunakan pupuk sesuai anjuran.
“Aman untuk dikonsumsi karena saya gunakan pupuk kimia hanya sedikit itu pun saya kombinasikan dengan pupuk organik,” kata Samsudin kepada wartawan, Kamis, 21 Juli 2022.
Di atas lahan seluas 1 hektar 25 are, Syamsudin mengaku hanya menggunakan pupuk sebanyak 100 Kg untuk satu kali musim tanam sayur selama dua bulan.
Sebelum menanam, Syamsudin menabur pupuk NPK di atas tanah yang belum ditanami. Sementara itu setelah tanam dia meggunakan pupuk urea dan organik sebanyak dua kali pemupukan.
Syamsudin mengatakan, pemerintah tidak cukup hanya fokus mengawasi kebun sayur di Kabupaten Lembata tetapi juga mengawasi sayur-sayuran yang masuk dari luar daerah seperti Ende.
“Kalau pun ada oknum petani di Lembata berarti itu mereka lakukan penyemprotan sehari sebelum panen sehingga kandungan pestisida pasti tinggi,” pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lembata, Kanis Tuaq, mengatakan, sayur-sayuran yang dijual di pasar-pasar Lembata disinyalir mengandung residu pestisida yang sangat tinggi.
Hal ini tentu membahayakan masyarakat yang mengkonsumsi sayur tersebut. ***