JAKARTA – Bakal Calon Gubernur NTT, Brigjen Simon Petrus Kamlasi, mengatakan, upaya untuk mengatasi masalah pengangguran di Nusa Tenggara Timur harus dimulai dengan beberapa pola.
Selain meningkatkan kualitas pendidikan jenjang SMA/SMK dan perguruan tinggi, upaya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dalam jangka panjang juga harus dilihat dari akar persoalan pola hidup bersih dan sehat anak-anak NTT.
Hal ini dikatakan Simon saat berdialog dengan 119 pemuda, anggota Relawan SIAGA Flobamora Jabodetabek di Rumah Pemenangan Prabowo Presiden, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu, 22 Juni 2024.
Topik tingkat pengangguran terbuka (TPT) di NTT yang sangat tinggi menjadi sorotan anggota diskusi yang sebagian besar merupakan pemuda dan mahasiwa NTT yang sedang menempuh pendidikan Jabodetabek.
Data BPS NTT menunjukan TPT NTT tahun 2021- 2023 berturut-turut adalah 3,77%, 3,54% dan 3,14%. Artinya pada tahun 2023, dari 100 orang angkatan kerja terdapat sekitar tiga orang yang menganggur.
“Peningkatan kualitas pendidikan jenjang SMA/SMK yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi. Keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif lulusan SMA/SMK dan Perguruan Tinggi di NTT perlu ditingkatkan,,” kata Simon menjawab pertanyaan kritis peserta diskusi.
Peningkatan kualitas pendidikan, lanjut Simon harus juga disertai dengan upaya untuk mulai mengatasi masalah ketahanan pangan dan gizi, termasuk menurunkan prevalensi stunting di NTT.
Meski pengalami tren penurunan selama 5 tahun terakhir, angka stunting di NTT tahun 2023 mencapai 15,2 persen. Artinya sebanyak 63.804 anak di NTT masih mengalami stunting.
Melihat target prevalensi stunting nasional yang akan menyentuh angka 14% pada tahun 2024, maka menurutnya, NTT harus berjuang lebih baik dari prevalensi nasional dalam lima tahun ke depan. Ini adalah target Simon Petrus Kamlasi jika mendapat mandat melayani warga NTT.
“Target ini dapat dicapai jika ada strategi yang komprehensif dalam tata kelola pangan dan gizi. Tata kelola pangan dan gizi di NTT tidak bisa dilepaskan dari tata kelola air bersih konsumsi dan air untuk pertanian,” beber Simon.
Atas dasar ini, Simon menginisiasi pembangunan sumur pompa hidram pada 300 titik di seluruh kabupaten di NTT dan akan terus bertambah. Program yang sebagian besar dananya diperoleh dari para donatur, relawan dan biaya mandiri ini telah menjangkau lebih dari 200 ribu jiwa warga di desa-desa terpencil di NTT sejak 2013.
Inisiatif Brigjen Simon Petrus Kamlasi terhadap tata kelola air untuk kesehatan dan pertanian ini sejalan dengan prakarsa Pemerintahan Presiden Joko Widodo yang telah membangun tujuh bendungan di NTT selama sepuluh tahun terakhir dengan biaya mendekati Rp 6 Triliun.
Program Pemerintah Pusat ini menunjukkan bahwa tata kelola air perlu menjadi prioritas di NTT.
Acara dialog hari ini ditutup dengan Deklarasi Relawan SIAGA Jabodetabek untuk mendukung dan memenangkan Simon Petrus Kamlasi – Adrianus Garu (SIAGA) sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur NTT 2024 – 2029.
Ketua Relawan SIAGA Jabodetabek, Wilfridus Yons Ebiet, mengatakan, pihaknya telah mengagendakan relawan di beberepa kabupaten/kota di Nusa Tenggara Timur setelah deklarasi perdana di Jakarta.
Beberapa kabupaten/kota tersebut di antaranya Kupang, Lembata, Maumere, Ende dan Nagekeo. Bukan tanpa alasan, tokoh muda NTT di Jakarta ini menyatakan keseriusan relawan bekerja untuk Simon Petrus Kamlasi dalam memenangkan Pilgub NTT kali ini.
Menurut Ebiet, Simon Petrus Kamlasi merupakan kandidat Gubernur NTT yang humanis, pekerja keras, memiliki komitmen tinggi untuk bangun NTT, dan punya perhatian lebih untuk anak muda NTT.
“Beliau ini (Simon Petrus Kamlasi) merupakan sosok yang selama ini kita tunggu-tunggu untuk menyelesaikan semua masalah di NTT. Orangnya tidak neko-neko, taktis dan terlihat punya keseriusan lebih. Ini dibuktikan dengan perhatiannya terhadap kebutuhan air bersih masyarakat NTT selama ini,” ujar Ebiet. (BN/001)