Lewoleba – Ada kejadian menarik saat audiensi elemen masyarakat Lembata bersama Plt Bupati Lembata, Thomas Ola Langoday pada Rabu (4/8/2021) lalu. Pertemuan ini dihadiri berbagai elemen masyarakat Lembata mulai dari pimpinan partai politik, pengusaha, pegiat LSM dan pegiat media sosial.
Menariknya dalam pertemuan ini, Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Lembata, Vian Burin menangis di hadapan Thomas Ola Langoday. Tangis Vian ini pecah saat dirinya mengenang kembali masa perjuangan Lembata menjadi daerah otonomi baru medio 1999 silam.
Vian mengaku sedih melihat Rumah Jabatan Bupati Lembata yang menjadi tempat bersejarah dan bagian dari perjuangan masyarakat Lembata ini tampak tidak terurus selama bertahun-tahun. Satu dari lima utusan Lembata ke Jakarta untuk urusan otonomi pada tahun 1999 ini tak kuasa menahan tangis saat mengenang kembali perjuangan tersebut.
“Kami lima orang. Untuk urus otonomi ini uang tidak ada. Orangtua pesan anak kamu jalan kita tidak punya apa-apa. Kamu tidak boleh pulang kalau tidak bawa otonomi. Kami 10 bulan di Jakarta,” ujar Vian sambil menangis.
“Saya lewat setiap kali di depan sini seperti hutan, sedih sekali. Utusan yang bersama dengan saya empat orang sudah meninggal semua,” ungkapnya.
Namun kini Vian mengaku senang suasana Rumah Jabatan Bupati Lembata mulai hidup kembali. Bebeberapa aktifitas pemerintahan Kabupaten Lembata dibawah pimpinan Thomas Ola Langoday mulai dilakukan di Rujab Bupati Lembata.
Di sisi sebelah kanan rujab ini, terdapat Nuba Nara atau ritus adat tepat berada di bawah pohon beringin tua. Ritus adat ini menyatukan semua leluhur dari sembilan kecamatan di Kabupaten Lembata.
“Rumah ini kita anggap seperti rumah tidak bertuan. Dulu Bapak Ande (Andreas Duli Manuk, Mantan Bupati Lembata) memang dia tidak tinggal di sini, tapi aktifitas setiap hari beliau ada di sini.”
“Pak Thomas sudah memulai hal yang baik sekali, membangkitkan leluhur. Saya melihat ada cahaya yang luar biasa, saya merasa bahwa Lewotana ini hidup lagi,” ungkapnya.
Vian pun meminta Plt Bupati Lembata, Thomas Ola Langoday untuk tinggal di Rumah Jabatan Bupati Lembata setelah dirinya dilantik menjadi Bupati Lembata Defenitif. “Saya minta kaka tinggal di sini,” ucap Vian.
Thomas Ola Langoday di awal menjabat sebagai Plt Bupati Lembata memilih berziarah ke ritus adat dan leluhur Lembata atau nuba nara yang berada di kompleks rumah jabatan Bupati Lembata, Lewoleba, Sabtu (24/7/2021).
Kunjungan ini dilakukan bertepatan dengan hari ulang tahunnya ke-59 dan tepat di hari ke-4 dirinya menjabat sebagai pelaksana tugas sehari-hari Bupati Lembata. Rumah jabatan ini bertahun-tahun tidak ditempati Bupati Lembata sebelumnya, Eliyaser Yentji Sunur.
Menanggapi permintaan Vian Burin, Thomas Ola Langoday mengatakan, dirinya harus berdiskusi dengan Sekda Lembata dan para asisten terkait penataan rumah jabatan ini.
“Kemarin kami keliling-keliling lihat rumah jabatan ini saya tanya Pak Sekda, Pak Sekda bilang “Atapnya sudah bocor-bocor le”, “Oh Begitu kah.” Ini Kamar-kamar mandi tidak terurus semua pintu jendela terbuka semua ini. Terbuka semua.”
“Tetapi kalau memang kondisinya memungkinkan untuk saya tinggal, saya akan dengan bahagia tinggal di sini. Saya kira Tuhan dan Leluhur mendorong saya ke tempat ini,” ucap Thomas disambut tepuk tangan peserta yang hadir.
“Saya minta Pak Sekda dengan teman-teman mungkin menyiapkan satu dua kamar dengan baik sehingga tidak menimbulkan kesan kumuh,” lanjutnya.
Sementara itu pada Jumat (6/8), semua ASN utusan lima orang dari masing-masing OPD mulai gotong royong membersihkan rumah jabatan Bupati Lembata dan halamannya dalam rangka hari Jumat Bersih. (Red)
Semua hrs dimulai dari rumh bersejarah itu itu rmh para leluhur dan seluruh rakyat lembata.
Semoga Amanah Pak Thomas
Rumah tua itu punya banyak cerita tentang anak tanah dan perjuangannya. Mestinya catatan tentang rumah tua itu tidak boleh hilang. Sejarah awal berdirinya pun mungkin generasi hari ini tidak tahu, karena tidak ada yang menuturkan.
Sebagai orang Lomblean sudah seharusnya meletakkan sejarah pada tempat, agar jangan lagi ada para pengkhianat atau orang munafik.
Kita sudah harus kembali ke rumah tua milik kita semua dan dari sana kita duduk, bercerita, bercanda, berencana ke mana Lewo ini akan kita labuhkan.
Mantap..Sangat mendukung penuh atas kepemimpinan Bapak Thomas Langoday..
Rujab 🙏🙏disebelah Rujab Ada pohon beringin dan disitulah para Leluhur dari 9 kecamatan Berada..saat ini Para Leluhur sdg menyertai oerjalanan bpk Thomas..semoga amanah dan Amin 🙏🙏🙏
salam Taan Tou dari kota daeng
Saya yakin Bapak PLT adalah orang yang tau banyak tentang adat dan budaya kita sebagai orang Lamaholot yang mendiami bumi Lepan Bata ini, sehingga beliau di awal menjadi PLT Bupati Lembata lebih fokus dengan harapan dari semua masyarakat Lembata, terkhususnya para pejuang otonomi Lembata ini…… Rumah jabatan Bupati yang bertahun2 ini tidak berpenghuni di perhatikan kembali oleh PLT untuk bisa di huni kembali, dan juga Nuba nara yang mana leluhur kita dari 9 kecamatan mendiami Nuba nara tersebut di perhatikan kembali lewat ritual amet prat yang sdh di lakukakan oleh Bapak PLT bersama pejabat2 yang pada beberapa hari yang lalu,,,, besar harapan kami masyarakat lembata agar nilai2 budaya yang sudah di tanam sejak awal mula otonomi ini berdiri tetap terus di lestarikan dan di pertahankan demi generasi yang akan membawa bumi Lembata pada sebuah kejayaan……
Hanya manusia biadap saja yang melupakan sejarah. Perbuatannya sendiri menjerumuskannya. Allah tak pernah menghukum. Allah itu berbelaskasih. Sakit penyakit adalah akibat ulah manusia sendiri. Inilah yang harus dipelajari oleh para pemilih. Jangan cepat dikibuli dengan uang seratus ribu dan.janji2 palsu.
Cerita lengkap tentang perjalanan pra sejarah, hadirnya penjajah, lahirnya Lomblen, Lembata hingga menjadi Daerah Otonomi tunggu tanggal mainnya