Maumere – Pemerintah Desa Pruda, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka menggelar pelatihan peningkatan kapasitas bagi pengurus dan pengawas Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Pruda Mandiri.
Kegiatan pelatihan penguatan kapasitas ini digelar di aula Kantor Desa Pruda selama dua hari yakni pada Senin sampai Selasa (19-20/10/2020).
Kegiatan pelatihan ini merupakan tahap awal sebelum dilakukan penyertaan modal Desa kepada Bumdes pada tahun 2021 nanti.
Kepala Desa Pruda, Aloisia Marni, saat membuka kegiatan ini mengatakan, pada tahun 2018 sosialisasi pembentukan Bumdes pernah dilakukan kepada masyarakat. Kemudian tahun 2019 dilanjutkan dengan kajian kelayakan usaha berdasarkan potensi desa dan jenis usaha yang dipilih.
Marni menambahkan, pada APBDesa tahun 2020, sudah dianggarkan penyertaan modal Bumdes sebesar Rp 150 juta namun anggaran tersebut dialihkan untuk penanggulangan Covid-19 berdasarkan kebijakan pemerintah pusat.
Sehingga penyertaan modal Bumdes akan dianggarkan kembali pada tahun 2021.
Menurutnya kegiatan pelatihan ini merupakan kesempatan yang sangat berharga, terutama bagi pengurus dan pengawas. Karena melalui kegiatan pelatihan ini semua pihak akan mendapatkan pemahaman tentang Bumdes.
Khusus pengurus dan pengawas Bumdes, akan diberikan pengetahuan tentang penatausahaan, pertanggungjawaban dan pelaporan keuangan Bumdes.
“Kesempatan yang sangat berharga bagi kita semua, baik pengurus maupun di luar pengurus. Kita mendapatkan pengetahuan tentang apa itu Bumdes, apa tujuan Bumdes,” katanya.
Dirinya menegaskan, pengurus harus memiliki komitmen untuk mewujudkan Bumdes Pruda Mandiri untuk benar-benar mandiri sesuai namanya. Sehingga hadirnya Bumdes dapat berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat.
Jika dana yang akan disertakan ke Bumdes sebesar Rp 150 juta dikelola secara baik, dia yakin, ke depannya Desa Pruda tidak lagi mengharapkan bantuan dana dari luar terlebih APBN ataupun APBD.
Oleh karena itu, Aloisia berharap pengurus Bumdes bekerja dengan hati dan bertanggung jawab terhadap keuangan Desa. Dana 150 juta rupiah yang diterima Bumdes harus bisa dikembangkan melalui usaha-usaha yang sudah ditetapkan.
Sementara itu,Camat Waiblama, Antonius Jabo Liwu, mengatakan, Bumdes Pruda harus berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku. “Mulai dari pembentukan sampai dengan perjalanan Bumdes ke depannya dilakukan sesuai dengan tahapan dan aturan yang berlaku”
Lanjutnya, Ia meminta pengurus dan pengawas Bumdes agar bekerja dengan hati serta bersedia untuk menerima kritikan dan saran demi kemajuan Bumdes. “Saya berharap pengurus bekerja dengan hati, siap menerima kritik saran, demi kemajuan Bumdes ke depan,” kata Antonius.
Pendamping Desa Pemberdayaan Kecamatan Waibalama, Silvester Moan Nurak, mengatakan, kunci keberhasilan sebuah organisasi adalah kerjasama tim yang solid. Karena, kerjasama tim akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan bersama.
Semua pekerjaan akan diselesaikan dengan cepat karena dilakukan secara bersama- sama sesuai perannya masing- masing. Kerjasama tim juga perlu dilakukan agar kelompok atau organisasi terhindar dari konflik horizontal sesama anggota tim karena adanya berbagai macam kepentingan.
Kepada para peserta pelatihan dia menjelaskan beberapa hal terkait bagaimana membangun kerjasama tim (Team Work Building ). Pertama, anggota tim harus memiliki visi dan misi yang sama. Artinya, yang diperjuangkan adalah visi dan misi organisasi, bukan visi misi pribadi.
Kedua, komunikasi yang intensif. Menurutnya, jika komunikasi macet, kerja tim akan berantakan karena setiap orang tidak akan mengerti apa yang harus dilakukan. “Oleh karena itu, terus lakukan komunikasi intensif agar setiap orang mengerti tugas dan target yang harus dilaksanakan,” kata Silvester.
Ketiga, menentukan tujuan yang jelas. Hal ini juga merupakan perwujudan dari komunikasi intensif. Tim harus menentukan secara jelas mengenai apa yang akan dikerjakan dan target yang mau dicapai. Untuk itu, kata Silvester, pengurus dan pengawas Bumdes harus melakukan rapat rutin dan mengatur pola komunikasi yang baik.
“Rapat Rutin dilakukan antara lain dalam rangka brainstorming, koodinasi, perencanaan, sosialisasi maupun berbagai tujuan lainnnya,” jelasnya.
Selain itu, diperlukan membangun rasa saling percaya. Rasa saling percaya menegaskan bahwa tugas yang diemban setiap orang berbeda kadarnya. Setiap anggota tim akan yakin bahwa tugas yang dibebankan kepada rekan satu tim akan akan terlaksana dengan baik sesuai kemapuan masing-masing.
“Jangan sampai semua pekerjaan diambil alih satu orang, karena tidak yakin atau percaya bahwa rekannya bisa mengerjakan,” ungkap Silvester.
Kemudian, pemahaman tentang peran dan tanggung jawab. Membangun kerja tim yang kompak dan efektif pasti butuh pemahaman tentang peran dan tanggung jawab. Sehingga setiap anggota tim bisa lebih fokus dalam menyelesaikan tugas masing- masing.
Dan, yang terakhir, kata Silvester, melakukan pemeriksanaan secara rutin. Pemeriksaan rutin untuk bisa mengetahui perkembangan pekerjaan, kesulitan yang dialami, atau bisa saja ada perubahan yang perlu dilakukan di tengah jalan untuk bisa mencapai tujuan.