LEMBATA – Pemberantasan korupasi merupakan salah satu isu yang digaungkan pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Lembata, Yohanes Vianey K Burin – Paulus Doni Ruing (Vian – Poce) sejak awal mendeklarasikan diri maju dalam konstelasi Pilkada Lembata 2024.
Menurut Paslon dari Koalisi Nasionalis Religius ini, korupsi merupakan satu di antara beberapa faktor penyebab kenapa pembangunan Lembata masih tertinggal jauh dari daerah lain.
Untuk melakukan pencegahan terhadap kasus korupsi, Polce Ruing mengatakan pihaknya akan memasang kamera CCTV di seluruh lokasi proyek pembangunan jika mereka terpilih jadi Bupati dan Wakil Bupati Lembata.
“Kita akan membuat pilot project. Ada proyek pembangunan yang kita lakukan kontrol dan itu nanti bisa pak bupati atau wakil bupati. Kami sudah sepakat untuk membuat contoh. Kalau tidak kita lakukan, tidak mungkin ada perubahan yang terjadi,” kata Polce usai deklarasi Koalisi Nasionalis Religius di lapangan voli Waikomo, Kelurahan Lewoleba Barat, Selasa, 24 September 2024.
Ia mengatakan bahwa, jika proyek dari hilir ke hulu dikontrol dengan baik, maka niat untuk melakukan korupsi dari oknum-oknum tertentu bisa dicegah.
“Misalnya ada proyek di atas Rp 10 miliar, itu seluruh proyek akan kita kontrol dengan CCTV. Itu akan tersambung dengan ke apa, kita kan sekarang teknologi, pakai IT. Kita kontrol bagaimana jalannya sudah benar, mutu, semua kita kontrol pak,” ujarnya.
Meski tidak menjelaskan secara detail bagaimana kamera CCTV bisa memastikan spesifikasi proyek dikerjakan sesuai kontrak, namun menurut Polce, teknologi seperti ini bisa mencegah seseorang untuk memanipulasi proyek-proyek pembangunan pemerintah.
“Jadi CCTV ini kita pasang di setiap proyek. Ada teknologinya dan kita sudah bicara terlalu jauh itu,” kata Polce.
Selain itu, Polce juga berjanji akan menerapkan metode kontrol cash opname pengadaan barang dan jasa untuk penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Lembata.
“Misalnya di buku ada uang ditulis kas Rp 100 juta. Itu fisiknya harus kelihatan. Saya lihat ada beberapa, saya tidak usah sebut, itu fisiknya tidak kelihatan. Lalu kemana mereka cari uang? Ini kan temuan, tapi faktanya tidak ada temuan.”
“Itu orang Lembata pintar-pintar. Mereka pigi pinjam uang di koperasi lalu datang tutup. Lalu kambalikan lagi ada bunga dan sebagainya. Itu saya lihat langsung. Itu manipulasi yang luar biasa dan kita tidak boleh kerja dengan cara itu,” ucap mantan Project Leader, Sistem Manajemen Mutu ISO 9000 ini.
“Jadi tidak boleh ditunggu sampai akhir tahun pak. Banyak terjadi manipulasi,” lanjutnya.
Menurutnya, cash opname ini wajib dilakukan di setiap organisasi perangkat daerah (OPD) Kabupaten Lembata. Polce juga akan menerapkan sistem yang pernah diterapkan di perusahaan internasional Astra Group tempat ia bekerja sebelumnya.
Berdasarkan pengalaman, sistem ini pernah menghemat anggaran Rp 5 miliar dalam setahun.
“Kedua, praktek korupsi yang paling gampang adalah mark up itu makan siang, fotokopi, semua di-mark up. Itu tidak boleh terjadi. Kami buat proyek yang namanya efisiensi penggunaan ATK.”
“Caranya bagaimana? Saya kasih contoh. Kita buat database sistem kebutuhan ATK satu departmen. Lalu kita kontrol, kapan beli berapa lama dia habis, ada sistemnya.
Jadi kita kasih contoh, satu pensil digunakan standar enam bulan baru habis. Sistem bisa menjawab pensil belum selesai anda pakai, umurnya masih tiga bulan lagi. Jadi kalau anda mau beli anda harus beli sendiri, anda tidak bisa pakai uang negara,” ungkapnya.
Vian Burin – Polce Ruing merupakan paket Koalisi Nasionalis Religius nomor urut 3 dalam perhelatan Pilkada 2024. Paket ini diusung Partai Gerindra, PSI dan didukung oleh Partai PPP. (BN/001)