Lewoleba – Abidin, warga Kelurahan Selandoro, Kota Lewoleba, Kecamatan Nubatukan menyampaikan protes terkait sampah kiriman ke wilayah pesisir. Dia mengatakan, pemukiman warga di bagian utara Kelurahan Selandoro bukan sebagai tempat pembuangan sampah.
Hal ini dikatakan Abidin lantaran sampah-sampah yang berserakan di sepanjang pesisir pantai bagian utara Kelurahan Selandoro, merupakan sampah kiriman dari wilayah selatan yang letaknya lebih tinggi.
“Sampah ini dibawa banjir datang, nyungsep di situ. Jadi kami bukan tempat sampah, tapi seakan-akan kami ini tempat sampah,” kata Abidin di sela-sela diskusi terkait masalah sampah di Kelurahan Selandoro saat kegiatan Festival Sampah pada Selasa (27/10/2020).
Abidin juga menjelaskan, implementasi aturan Pemerintah Kelurahan Selandoro yang mengenakan denda Rp 250 ribu bagi warga yang membuang sampah sembarangan tidak bisa sepenuhnya diterapkan, karena pemerintah sendiri belum menyiapkan tempat penampungan sampah di setiap lingkungan.
“Tetapi kita mau bagaimana kita sendiri tidak ada tong sampah. Jadi ada saja masyarakat yang sempat buang sampah ke laut. Jadi kita mau bagaimana?” ungkap Abidin.
Persoalan sampah di Kota Lewoleba hingga saat ini masih menjadi pekerjaan rumah yang berat bagi pemerintah dan masyarakat. Tumpukan sampah berjejer di sepanjang pesisir pantai teluk Lewoleba. Sebagian besarnya didominasi sampah plastik.
Menjelang musim hujan, ancaman sampah pun datang untuk masyarakat di pesisir utara Kota Lowoleba mulai dari Kelurahan Lewoleba Utara, Lewoleba, dan Selandoro. Sebagian besar sampah yang berserakan merupakan sampah kiriman dari selatan Kota Lewoleba yang letaknya di ketinggian.
Tidak hanya itu, saluran drainase yang buruk pun berkontribusi membuat beberapa titik jalan di Kota Lewoleba dipenuhi sampah yang meluap terbawa banjir. Sampah-sampah ini terbawa banjir saat musim hujan.
Pemerintah Kabupaten Lembata melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Pemerintah Kelurahan di Kota Lewoleba, bersama warga beberapa kali pernah membersihkan saluran drainase di beberapa titik yang tersumbat akibat tumpukan sampah.
Beberapa titik tersebut di antaranya saluran drainase di simpang tiga Wangatoa, Kelurahan Selandoro dan Drainase Taman Swaolsa Titen.
Hari terakhir Festival Sampah pada Kamis (28/10/2020) diisi dengan kegiatan pembersihan sampah (clean up) di Pantai Wangatoa atau di lokasi kegiatan ini berlangsung.
Sekelompok anak muda Kota Lewoleba yang menginisiasi Festival Sampah ini berasal dari Sekolah Gembira, Trash Hero Chapter Lembata, Himpunan Pemuda Muslim Nubatukan, Perempuan Fenomenal, Pondok Ombay, OSIM MTS 2 Lembata, OSIM MAS Nursallam Lewoleba, Rumah Guru Bumi, Period Project Id, dan Sahabat Alam NTT.
Selanjutnya…. Pemda Lembata Kekurangan Sarpras Tangani Sampah
Comments 1