SoE – Timor Tengah Selatan (TTS) merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang selalu memiliki persoalan yang terus berulang tahun. Salah satunya adalah krisis air bersih.
Data terakhir yang dikeluarkan oleh BPBD Kabupaten TTS per tanggal 6 Oktober 2020, yang dirilis dari Pos-Kupang.com, ada 104 Desa yang masuk dalam kategori rawan kekeringan.
Menyaksikan keadaan ini, Yayasan Pelita Kehidupan Masyarakat (YPKM) SoE dan Komunitas SoE Berbagi (KaSoGi) merasa terpanggil dan perlu untuk memberi solusi dalam mengatasi persoalan yang terus berulang ini.
Keterpanggilan itu diwujudkan dengan sebuah mesin bor air yang didedikasikan untuk membantu masyarakat.
Melihat kondisi yang memprihatinkan ini, Yayasan Pelita Kehidupan Masyarakat (YPKM) SoE bersama Komunitas SoE Berbagi (KaSoGi) kembali berbagi kasih dengan memberikan bantuan berupa sumur bor di Desa Fatukopa.
Pengeboran air tanah perdana itu dilakukan di lokasi Gereja Bethel Indonesia (GBI) Filadelfia Fatukopa, Desa Fatukopa,Kecamatan Fatukopa, Rabu (25/11/2020).
Desa Fatukopa merupakan salah satu wilayah yang selama ini mengalami kekurangan air bersih pada musim kemarau. Masyarakat harus berjalan berpuluh-puluh kilometer untuk mendapatkan air bersih. Itu pun harus antri berjam-jam baru bisa mendapatkan air bersih.
Ketua YPKM SoE, Sandy Rupidara mengatakan, tujuan kehadiran mesin bor di Tipa, Desa Fatukopa untuk mendukung Pemerintah Desa Fatukopa dalam memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat.
“Ini adalah wujud nyata dari pergumulan panjang warga yang ada di Tipa, secara kusus pergumulan Panjang Abrosius Tkikhau untuk bisa menjadi berkat bagi warga sekitar,” ujar Sandy.
Meskipun sumur bor itu berada di lingkungan Gereja, Sandy berpesan agar air bersih itu nantinya menjadi berkat bagi semua masyarakat Desa Fatukopa, sebagai wujud nyata dari cinta kasih yang diajarkan Tuhan Yesus.
“Kelak air ini harus di gunakan untuk meringankan beban masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan air bersih. ini yang harus di perhatikan oleh pengelola, dalam hal ini Pak Ambrosius Tkikhau,” pesan Sandy.
“Kehadiran sumur bor ini di harapkan mempererat tali silahturami dalam membangun kehidupan sosial di tengah masyarakat,” tambahnya.
Lanjut Sandy, pengeboran ini tidak akan berhenti pada 1 titik saja. Ada beberapa lokasi yang sedang disurvei. Rencananya, di Desa Fatukopa ada 2 titik selanjutnya dibeberapa Desa di Kecamatan Fatukopa dan juga Kecamatan Fautmolo.
“Untuk lokasi bor rencana tahap awal adalah 10 titik, tentu diperuntukan sesuai dengan proritas dangan melihat potensi air tanah di masing masing lokasi,” jelas Sandy.
Dalam kesempatan yang sama, Pendeta Johan selaku donatur yang menyediakan mesin bor menyampaikan, kondisi di Pulau Timor, terutama di beberapa wilayah seperti Fatukopa berbeda dari kondisi di Pulau Jawa. Salah satu persoalan yang belum teratasi yakni krisis air bersih.
“Melihat akan persoalan di sini (kekurangan air bersih) sebagai saudara seiman dalam Tuhan Yesus sebagai anak-anak Tuhan tidak boleh diam. Saya ajak teman-teman, apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasi kondisi ini. Kalau kita bisa kenapa tidak kita lakukan,” ujar Johan.
“Air menjadi kebutuhan pokok manusia untuk itu kita menyediakan mesin bor di sini yang mana kelak manfaatnya di peruntukan buat semua masyarakat,” tutup Pendeta Johan.
Abrosius Tkikhau, selaku gembala di GBI Filadelfia Fatukopa sangat bersyukur dengan adanya mesin bor itu. Sebab selama ini, untuk mendapatkan air pada musim kemarau sangat sulit. Tidak jarang masyarakat mengeluarkan uang untuk membeli air bersih.
“Kita sangat bersyukur dan berterima kasih atas berkat Tuhan yang kita dapatkan melalui YPKM SoE dan juga KaSoGi. Semoga dengan adanya pengeboran air disini, kebutuhan masyarakat akan air bersih dapat terpenuhi,” ujar Tkikhau.