Baobolak – Plt Bupati Lembata, Thomas Ola Langoday, mengatakan, manajemen jaringan air bersih di desa harus bisa menghidupi dirinya sendiri. Hal ini dapat terwujud apabila ada kesadaran masyarakat untuk membayar iuran air dan manajemen yang profesional di tingkat desa.
Thomas Ola Langoday mengatakan hal ini saat meresmikan air bersih program hibah khusus Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di Desa Baobolak, Kecamatan Nagawutung, Kabupaten Lembata pada Kamis (5/8/2021).
“Jadi instalasi rumah untuk air ini kalau bisa ada iuran wajibnya. Bahwa kita konsumsi air ini tetapi ada pengorbanan kita. Tidak ada yang mendapatkan gratis tapi ini melalui suatu proses panjang dengan biaya yang besar,” kata Thomas.
Oleh karena itu Thomas menghendaki agar air yang dinikmati warga hari ini sifatnya tidak sementara. Dia berharap semua kerusakan-kerusakan baik kecil maupun berat nantinya bisa dibiayai dari manajemen atau pengelolaan iuran air minum ini.
“Jangan sampai air keluar hari ini dengan biaya yang besar, tetapi ketika ada kerusakan yang kecil saja kita tidak mampu untuk memperbaikinya. Dari mana kerusakan itu bisa diperbaiki adalah dari paritisipasi warga masyarakat di sini yang menggunakan air,” ucapnya.
“Jadi sekecil apa pun harus ada tanggunjawab dari warga masyarakat dalam bentuk iuran air dalam bentuk kontribusi untuk kemudian ketika peralatan ini rusak itu mereka bisa memperbaikinya dengan cepat. Tidak menunggu lagi oh ini harus minta dana dari APBDes dari Pemda dan lain sebagainya,” lanjutnya.
Selain partisipasi masyarakat, agar hal ini bisa terwujud, syarat lainnya yang harus dipenuhi adalah manajemen pengelolaan air yang profesional. Kunci sukses keberlanjutan pengeloaan air menurut Thomas, yakni ketersediaan air yang cukup, kualitas air yang baik dan berkelanjutunya sangat bergantung pada tataran manajemen.
“Ketika air ini sudah tidak bisa jalan lagi, pasokannya kurang, kualitasnya jelek, kontinuitasnya terganggu maka manajernya yang salah.”
“Kunci sukses itu ada pada manajer maka dia harus membuat perencanaan yang baik, menyusun orang-orang yang baik untuk bekerja, pengawasan yang baik sehingga air ini bisa mengalir sampai kepada anak cucu kita,” imbuhnya.
Desa Baobolak pada tahun 2011 mendapat hibah khusus program Pamsimas untuk jaringan air bersih. Koordinator Pamsimas Kabupaten Lembata, Yofri Wona, mengatakan, hibah khusus ini diberikan kepada desa yang sudah mendapatkan program Pamsimas pada tahun 2011 yang lalu, namun belum mendapatkan hasil yang maksimal.
“Jadi desa yang (jaringan airnya) tidak berfungsi atau berfungsi sebagian kita bantu lagi melalui satu program yang namanya hibah khusus Pamsimas yang mana pada hari ini dinikmati oleh warga Desa Baobolak,” ungkap Yofri.
Sejauh ini, sebanyak 126 dari 144 desa di Lembata yang sudah dilayani atau mendapat Program Pamsimas. Namun dari 126 desa ini, sebanyak 14 desa yang belum bisa mengakses air bersih karena sarana yang dibangun tidak berfungsi.
“Karena kerusakan. Ada yang disebabkan oleh alam, tiga desa yang disebabkan oleh banjir seroja lalu, lalu 11 desa kita sendiri sama-sama tahu terkait dengan distribusi dari (mata air) Weilain yang belum maksimal sehingga belum terlayani. Ini masih menjadi pekerjaan rumah dari Pamsimas dan instansi terkait. (Prokopim Setda Lembata)