Lewoleba – Pemerintah Kabupaten Lembata berencana memanfaatkan GeNose, untuk mendeteksi virus corona SARS-CoV-2 yang ditempatkan di pintu masuk Kabupaten Lembata yakni pelabuhan laut dan bandara.
Alat pendeteksi virus corona SARS-CoV-2 buatan Universitas Gadjah Mada (UGM) ini telah mendapat izin edar Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia.
Sebagai konsekuensinya, setiap orang yang masuk ke Lembata wajib merogoh kocek untuk melakukan pemeriksaan GeNose ini. Meski demikian, pemerintah belum memastikan berapa tarif untuk pemeriksaan GeNose.
“Konsekuensinya adalah uang. Mungkin Rp 20 ribu atau berapa pun itu nanti kita lihat,” kata Bupati Lembata, Thomas Ola Langoday saat rapat Forkopimda Lingkup Pemda Lembata di ruang rapat Bupati Lembata, Lewoleba, Kamis (24/2/2022).
Dilansir dari liputan6dotcom, kecepatan hasil tes dari GeNose tidak kalah dengan alat tes Covid-19 lain. Menurut Kepala Produksi Konsorsium GeNose C19, Eko Fajar Prasetyo, sistem GeNose dapat mendeteksi virus dalam waktu singkat yaitu 50 detik.
Langkah ini diambil Pemda Lembata, setelah eskalasi penyebaran Covid-19 meningkat di kabupaten pulau ini dalam beberapa hari terakhir.
Data yang dirilis Satgas Covid-19 Kabupaten Lembata per 23 Februari 2022 menunjukan jumlah kasus aktif Covid-19 di Lembata mencapai 96 kasus.
Untuk diketahui saat ini Pemerintah Kabupaten Lembata memiliki mesin GeNose yang saat ini ditempatkan di RSUD Lewoleba.
Selain itu, upaya pencegahan Covid-19 juga dilakukan Pemda Lembata dengan memperketat aturan penerapan protokol kesehatan di fasilitas umum dan ruang publik lainnya.
Rapat ini juga dihadiri Sekda Lembata, Paskalis Tapobali, Kapolres Lembata, AKBP Dwi Handono Prasanto, unsur TNI dan
jajaran kepala OPD Lingkup Pemda Lembata. (Red)