Lewoleba – Pekan Eksplorasi Budaya Lembata telah diresmikan Bupati Lembata, Thomas Ola Langoday pada Kamis (3/3/2021). Acara ini dihadiri Direktur Event Daerah dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia, Reza Pahlevi.
Pekan eksplorasi budaya Lembata ini diawali dengan karnaval budaya dari rumah jabatan Bupati Lembata hingga pantai wisata Wulenluo. Komunitas adat dari sembilan kecamatan di Kabupaten Lembata memamerkan berbagai keunikan busana adat hingga berbagai tarian tradisional selama parade ini.
Satu di antaranya adalah masyarakat adat Atawolo dari Kecamatan Atadei. Memimpin keseluruhan karnaval budaya ini, mereka menari tarian Holobeba. Tarian ini mengundang decak kagum dari setiap penonton yang memadati jalan Trans Lembata.
Para orangtua dengan pakaian adat yang unik, begitu piawai memainkan irama dan hentakan kaki, sambil berpegangan tangan dan menyanyi sepanjang karnaval. Tidak hanya itu, beberapa tarian seperti baleo dari Lamalera, tari perang dari Omesuri dan beberapa tarian lain juga memberi warna tersendiri bagi event Pekan Eksplorasi Budaya Lembata.
Bupati Lembata, Thomas Ola Langoday dalam sambutannya saat membuka kegiatan ini mengatakan, Eksplorasi Budaya Lembata yang diawali dengan safari budaya ke sepuluh komunitas adat hingga pekan Eskplorasi Budaya di Lewoleba dan Hadakewa, bisa terlaksana karena semua pihak yang terlibat punya keyakinan akan restu Tuhan dan Leluhur Lewotana.
Dia mengatakan, pemerintah hadir, menyatu dan menemukan bahwa sembilan komunitas adat yang mereka kunjungi merasa sangat dihargai selama safari budaya ini.
“Mereka merasa dihargai, derajat mereka terangkat dan peran mereka diwariskan dan hidup sampai dengan hari ini,” kata Thomas.
“Kedua, Peran suku juga dihidupkan kembali. Setiap suku menyadari bahwa peran mereka diwariskan oleh para leluhur kita. Ada yang berperan di utara, selatan, timur dan barat. Tetapi ada juga yang berperan di pusat, Uak Tukan Waimatan, Lewopuken Tanah Alate,Belen Raya, Kepitan Kepala.”
“Semuanya sudah dibagi habis dan ini sedang luntur di Lembata. Tetapi dengan Eksplorasi Budaya Lembata, Sare Dame Ta’an To’u peran ini dihidupkan kembali,” ungkapnya.
Bupati Thomas juga menemukan kentalnya gotong royong yang dibangun di dalam kehidupan sosial masyarakat adat di sembilan komunitas adat ini.
“Pesan moralnya, jika masyarakat masih lapar pemimpin tidak boleh kenyang duluan. Kalau masyarakatnya masih haus, pemimpin tidak boleh memuaskan dahaganya lebih dahulu,” ungkap Bupati Thomas.
Pekan Eskplorasi Budaya Lembata ini akan berlangsung di Pasar Wulenluo sejak 3-7 Maret di Pantai Wulenluo Lewoleba dan Desa Hadakewa, Kecamatan Lebatukan. (Red)