LEMBATA – Anggota DPRD Kabupaten Lembata John Batafor kembali menolak untuk mengikuti bimbingan teknis (Bimtek) di Jakarta pada 21-26 April mendatang. Ini merupakan kali kedua John Batafor melakukan hal yang sama.
John Batafor menilai anggaran Bimtek untuk 25 anggota DPRD Lembata termasuk di dalamnya uang transportasi dan akomodasi selama di Jakarta yang nilainya hampir mencapai Rp 600 juta sebaiknya dialihkan untuk kepentingan masyarakat yang lebih urgen.
Hal ini dikatakan John Batafor kepada BentaraNet pada Rabu (16/4/2025) usai aksi penolakannya terhadap kegiatan Bimtek di Jakarta yang menurutnya buang-buang anggaran ini jadi bahan diskusi hangat di media sosial.
John mengaatakan secara aturan Bimtek harusnya bisa dilakukan secara daring atau mencari alternatif yang menelan anggaran daerah lebih sedikit yakni di Kupang atau di Lewoleba.
“Kalau secara online atau mungkin di Kupang dan di Lewoleba saya ikut karena anggaran tidak terlalu besar,” kata John.
“Ini apa ini? Lagi-lagi kita teriak efisiensi ke masyarakat tapi perilaku kita terhadap kebijakan anggaran tidak efisien. Kita malah pilih Bimtek di Jakarta yang menelan anggaran yang sangat besar di tengah kesusahan masyarakat,” lanjutnya.
Ditanya soal pentingnya Bimtek, John malah sesumbar bahwa ia bisa belajar materi-materi yang ada dalam Bimtek melalui internet.
“Untuk wawasan dan penguatan saya belajar dari smartphone saja. Kalau Bimtek dilaksanakan di Kupang atau Lembata saya ikut.”
“Kalau ke Jakarta kali ini saya lebih berpikir untuk uang saya kembali dimanfaatkan untuk daerah ketimbang kasih mereka di kota besar sana,” ucap John.
Baginya, ia tidak menolak Bimtek. Namun regulasi memungkinkan bahwa Bimtek bisa dilakukan di lokasi terdekat seperti Kupang, Lembata atau bahkan secara daring.
“Dari situ kita hemat anggaran atau saving ratusan juta per sekali kegiatan untuk uangnya bisa kembali ke daerah Lembata yang mana duitnya bisa untuk program yang menyentuh langsung ke masyarakat di tengah efisiensi ini,” ujarnya.
“Jika kegiatan ini bisa dilakukan di Lembata kita bisa hemat Rp 1 miliar lebih,” pungkasnnya. (BN/001)