LEMBATA – Setelah melalui proses seleksi panjang selama hampir setengah tahun, dr. Geta Okta Prayogi, dokter muda penugasan khusus dari Kementerian Kesehatan RI, resmi dinobatkan sebagai Grand Finalist The New L-Men of The Year 2025, mewakili Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Ia menjadi salah satu dari 16 finalis terpilih dari ribuan peserta pria inspiratif di seluruh Indonesia.
The New L-Men of The Year (TNLOTY) merupakan ajang pencarian duta hidup sehat yang tidak hanya menilai dari penampilan fisik, tetapi juga gaya hidup sehat, konsistensi berolahraga, kemampuan komunikasi, serta kontribusi dalam menyebarkan semangat hidup sehat di masyarakat.
Ajang ini bertujuan mencetak health influencer yang mampu menjadi panutan dalam kesehatan dan kebugaran.
dr. Geta membawa cerita unik dan inspiratif dari pelosok Indonesia.
Bertugas di Puskesmas Autaqnapoq, wilayah sangat terpencil di Kabupaten Lembata, NTT, ia telah menjalankan berbagai inovasi kesehatan di 10 desa Kecamatan Omesuri, seperti program Puskesmas Keliling, Gerakan Aksi Bergizi, serta edukasi pencegahan penyakit tidak menular.
Selain dikenal sebagai dokter yang aktif dalam pelayanan komunitas dan di Tiktok, dr. Geta juga menjalani gaya hidup sehat dan berhasil menjalani transformasi fisik dari obesitas menjadi lebih bugar melalui pola makan sehat dan olahraga teratur.
Tak hanya itu, ia juga aktif dalam organisasi, menjadi volunteer kesehatan lintas pulau, serta mencatatkan prestasi di tingkat nasional dan internasional.
Selama hampir dua tahun pengabdiannya, dr. Geta telah menjadi inspirasi bagi banyak pasien dan masyarakat desa dalam membangun kesadaran akan pentingnya hidup sehat.
“Saya percaya bahwa hidup sehat bukan hanya tentang tubuh ideal, tapi tentang komitmen kita untuk memberi dampak bagi orang lain. Apa yang saya jalani di desa adalah bentuk nyata dari misi itu membangun Indonesia sehat dari pelosok negeri,” ujar dr. Geta.
Partisipasinya dalam TNLOTY 2025 menjadi bukti bahwa inspirasi bisa lahir dari mana saja— bahkan dari tempat yang jauh dari sorotan kamera. Ia berharap keikutsertaannya bisa membawa lebih banyak perhatian pada pentingnya akses dan edukasi kesehatan di daerah terpencil Indonesia. (BN/001)