Mbay – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Nagekeo, Venantius Minggu, mengatakan, pihaknya telah mengalokasikan anggaran tahun 2014 untuk mereplikasi Program Sekolah Enuma.
Hal ini dikatakan Venantius dalam sambutannya saat membuka kegiatan Workshop Evaluasi Program Sekolah Enuma yang digelar Yayasan Plan Internasional Indonesia (Plan Indonesia) di Hotel Pepita, Mbay, Rabu, 13 Maret 2024.
Program Sekolah Enuma sebelumnya telah diimplementasikan selama dua tahun di 13 sekolah dampingan di Nagekeo oleh Plan Indonesia, berkolaborasi dengan The Head Foundation dan Sekolah Enuma dalam kemitraan strategis dengan Pemda Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.
Selain meningkatkan kehadiran dan partisipasi peserta didik, Venantius mengungkapkan, Program Sekolah Enuma telah berkontribusi besar terhadap progres literasi dan numerasi Kabupaten Nagekeo.
“Saya melakukan monitoring langsung ke sekolah-sekolah dampingan untuk memastikan fungsi Enuma bagi inovasi pembelajaran. dan melihat secara langsung antusiasme anak-anak menggunakan tablet dan aplikasi Sekolah Enuma untuk menambah pengetahuan mereka. Metode dan program ini sejalan dengan kurikulum merdeka belajar yang saat ini kita gunakan,” ujar Venantius dalam rilis Plan Indonesia yang diterima BentaraNet.
Perkembangan ini dapat dilihat melalui Surat Mendikbudristek Nomor 5190/MPK.A/RHS/PR.07.05/2024 tentang Indikator Kinerja Urusan Pendidikan di Provinsi dan Kabupaten/Kota. Berdasarkan surat ini, kemampuan literasi untuk sekolah dasar di Kabupaten Nagekeo mencapai angka 60,88, melampaui target tahun 2023 yang sebesar 55,37, dan target tahun 2024 sebesar 58,00.
Sementara kemampuan numerasi mencapai angka 49,75 atau melampaui target tahun 2023 sebesar 40,24 dan target tahun 2024 sebesar 41,79.
“Pencapaian ini tidak lepas dari kontribusi dari mitra strategis pemerintah daerah yaitu Plan Indonesia, Inovasi, Taman Baca Pelangi, Sulinama, Wahana Visi Indonesia dan semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.
Saya sendiri merasakan langsung peningkatan literasi dan numerasi di Kabupaten Nagekeo, dan Sekolah Enuma memberikan kontribusi yang sangat baik bagi capaian ini,” ungkap Venantius.
Dalam pelaksanaan kegiatan evaluasi ini, Thomas Pati Nuhan, guru pendamping dari salah satu sekolah dampingan program Sekolah Enuma juga memaparkan tentang perkembangan dan antusiasme terhadap Sekolah Enuma di sekolahnya.
“Anak-anak merasa sangat rugi kalau tidak hadir di sekolah, karena mereka tidak bisa mengakses Sekolah Enuma. Selain itu, menjelang jam Sekolah Enuma, seringkali anak-anak yang terlebih dahulu menyampaikan ke guru sekaligus menyiapkan tablet pendukung aktivitas,” ungkap Thomas.
Delegasi dari masing-masing sekolah juga menyampaikan hasil evaluasi dan rekomendasi. Salah satunya tentang masalah utama yang ditemui dalam pelaksanaan Sekolah Enuma berupa jaringan internet dan perangkat keras yang terkadang tidak berfungsi dengan baik.
“Suatu kebanggaan bagi kami karena sekolah enuma menjadi salah satu program yang berkontribusi baik bagi progress literasi dan numerasi di Kabupaten Nagekeo. Program ini adalah upaya Plan Indonesia dalam pemenuhan hak-hak anak khususnya terkait pendidikan.
Melalui program ini, diharapkan anak-anak Nagekeo, khususnya peserta didik di 13 sekolah dampingan bisa meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi melalui program Sekolah Enuma,” ungkap Zuniatmi, Flores Programme Implementation Area Manager, Plan Indonesia.
Sekolah Enuma adalah aplikasi yang berisi permainan, buku, dan video yang mendukung anak usia 5-8 tahun untuk belajar Bahasa indonesia, matematika dan Bahasa inggris. Sedangkan program Sekolah Enuma adalah aplikasi Sekolah Enuma yang dilengkapi dengan Sistem Pembelajaran yang disebut Learning Management System (LMS).
Kegiatan ini dihadiri juga Pengawas Sekolah Dasar, Kepala Sekolah, Guru, dan Operator Sekolah Enuma dari 13 Sekolah dampingan Plan Indonesia melalui Program Sekolah Enuma. (BN/001)