Ende – Menjadi pegawai negeri sipil (PNS) atau pegawai swasta dengan gaji tetap setiap bulan menjadi impian setiap anak muda setelah lulus kuliah. Banyak orang juga berpandangan bahwa anak muda setelah lulus kuliah harus bisa jadi PNS.
Dengan menjadi PNS atau pun pegawai swasta, seorang anak muda bisa menempatkan dirinya dalam posisi nyaman setidaknya hingga hari tua.
Paradigma ortodoks ini ditepis sekelompok anak muda di Kabupaten Ende yang tergabung dalam Maiziru Production House. Maiziru merupakan sebuah entitas socialpreneur yang berdiri pada 2018 silam.
Ketimpangan antara lapangan kerja baik PNS maupun perusahaan swasta dengan tingginya jumlah pencari kerja setiap tahun, mendorong kelompok ini harus bertahan hidup dan produktif di bidang entertainment.
Hal ini disampaikan Manager Maiziru Production House, Vicky Bin Mohamed dalam Seri Berbagi Bagian Kedua, Jejaring Pemimpin Muda (Perempuan) Inspiratif NTT pada Jumat, 19 Agustus 2022 malam melalui zoom meeting.
Vicky mengisahkan banyak hal seputar eksistensi Maiziru dalam diskusi yang digagas Rumah Solusi Beta Indonesia (RSBI) dan Komunitas Noken yang didukung The Shamdana Institute ini.
Tidak hanya bergerak di dunia bisnis, Maiziru sejak berdiri selalu berusaha menempa bakat anak-anak muda agar cakap di bidang entertainment.
Setiap anggota yang bergabung tidak akan melewatkan kesempatan berlatih public speaking untuk master of ceremony, fotografer, videografer dan managament event organizer.
“Kita menciptakan karya dengan bakat yang mengalir dalam diri kita sendiri,” kata Vicky.
Selain event organizer, Maiziru juga hadir menunjukkan eksistensinya melalui Podcast di platform Youtube, yang mengangkat isu-isu penting dan menarik di seputar Kabupaten Ende.
Terbukti bahwa anak-anak muda dampingan atau anggota Maiziru mampu bertahan hidup dan eksis dengan bakat dan kemampuan yang mereka miliki.
Pria yang juga aktif di komunitas pencinta alam ini mengatakan, anak muda harus bisa mengenal bakat dan minatnya, menempa diri, lalu kemudian bisa menjadikan bakat dan minat itu sebagai sumber penghasilan.
“Kalau sudah begini, tuntutan selanjutnya adalah kita harus terus berbenah diri dan update informasi perkembangan teknologi. Jadi anak-anak Maiziru tidak boleh ketinggalan untuk urusan-urusan seperti ini,” ungkap Vicky.
Di Maiziru, setelah anak-anak muda ini dilatih, mereka berani untuk mengambil alih management show event kelas menengah. Beberapa kegiatan pernah mereka tangani baik di Ende bahkan hingga Labuan Bajo dan Larantuka.
Vicky berharap anak-anak muda di NTT harus bisa menjadi pengusaha-pengusaha muda bahkan membuka lapangan pekerjaan bagi orang-orang di sekitar.
Sesi Berbagi Jejaring Pemimpin Muda (Perempuan) Inspiratif NTT ini dilaksanakan rutin setiap bulan dan diikuti beberapa anggota komunitas yang tersebar di Nusa Tenggara Timur yakni Sanggar Alegra dan Petani Milenial dari Lembata, Suara Perempuan Alor (Super) dan Gereja Tangguh Bencana dari Alor, Komunitas Baca Mataleza dan Yayasan Lumbung Kreatif Inofatif dari Nagekeo, Remaja Mandiri dan Maiziru Managemenet dari Ende, Komunitas PAPHA dari Sikka, Komunitas Pustaka Bambu dari Flores Timur, Komunitas Embun Mollo dari TTS, Komunitas Rumah Mentari dan Adventure Inklusi dari Kota Kupang, serta Komunitas Soke dan Sekolah Alam dari Kabupaten Kupang.
Sesi berbagi ini selalu menghadirkan cerita-cerita menarik dan inspiratif yang lahir dari anak-anak muda di Nusa Tenggara Timur. ***