Paubokol – Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Lembata, Antonius Molan Leumara menegaskan, pengerjaan proyek rehabilitasi 11 gedung sekolah dasar di Kabupaten Lembata harus bisa menyerap tenaga kerja lokal setempat.
Anggaran proyek rehabilitasi dan renovasi 11 gedung sekolah di Kabupaten Lembata ini bersumber dari APBN tahun 2020, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat PUPR), yang disalurkan melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya, Balai Prasarana Permukiman Wilayah Nusa Tenggara Timur.
“Selain memantau perkembangan pengerjaan proyek ini, kita juga memastikan, bagaimana dari sisi pemberdayaan itu orang-orang kita di sini juga bisa mendapatkan manfaat dari proyek ini atau tidak,” kata Antonius saat memantau pengerjaan proyek renovasi dan rehabilitasi bangunan sekolah di SDI Paubokol dan Lusikawak, Jumat (18/9/2020).
Anton menghendaki agar pihak kontraktor dalam hal ini PT Brand Mandiri Jaya Sentosa bisa merekrut dan memanfaatkan tenaga kerja lokal di Kabupaten Lembata, khususnya desa dimana proyek tersebut dikerjakan.
“Sudah pasti dari sisi pendidikan masyarakat mendapatkan manfaat dari bangunan baru gedung sekolah ini di sektor pendidikan. Tapi kepentingan kita juga memastikan soal penyerapan tenaga kerja lokal, terus bahan-bahan material lokal ini juga kita mau pastikan apakah itu melibatkan masyarakat di sini atau tidak,” tandas anggota DPRD Lembata dari Dapil III ini.
“Memang ini otonomi mereka sebagai pelaksana proyek dari kementerian sampai provinsi, tetapi karena ada di daerah kepentingan kita itu melibatkan masyarakat kita di sini,” lanjutnya.
Meski berada ditengah pandemi Covid-19, Antonius juga berharap, pengerjaan proyek di 11 sekolah dengan total anggaran senilai Rp 23 miliar lebih ini dapat diselesaikan tepat waktu yakni selama 197 hari kalender.
Sementara itu, pihak pelaksana PT Brand Mandiri Jaya Sentosa, Ongky mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah Desa Paubokol terkait keterlibatan tenaga kerja setempat dalam pengerjaan proyek ini. Namun tenaga kerja setempat tidak bisa terlibat karena mereka harus mengerjakan sejumlah proyek yang bersumber dari dana desa.
Meski demikian, pihak PT Brand Mandiri Jaya Sentosa memastikan tetap menggunakan tenaga kerja dari Kabupaten Lembata. “Tukang yang bekerja di sini berasal dari wilayah Ile Ape,” kata Ongky.
Ongky juga memastikan pengerjaan proyek ini diselesaikan tepat waktu sesuai hari kalender berdasarkan kontrak kerja.
Pada tahun 2020, Kementerian PUPR menggelontorkan anggaran sebesar Rp 23 miliar lebih untuk rehabilitasi dan renovasi sarana dan prasarana 11 sekolah di Kabupaten Lembata.
Sebelas sekolah dasar itu tersebar di 4 kecamatan yakni 2 sekolah di Kecamatan Nubatukan, 3 sekolah di Kecamatan Ile Ape, 4 sekolah di Kecamatan Atadei, 1 sekolah di Kecamatan Wulandoni dan 1 sekolah di Kecamatan Lebatukan. (*/red)