Lewoleba – Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lembata, Kanis Tuaq mengungkapkan bahwa sayur-sayuran yang dijual di pasar-pasar di Kabupaten Lembata diduga mengandung residu pestisida yang sangat tinggi.
Hal ini dikatakan Kanis saat kegiatan Diseminasi Pertanian yang diselenggarakan Yaspensel Keuskupan Larantuka di Ruang Rapat Bappelitbangda Kabupaten Lembata, Kota Lewoleba, 02 Juni lalu.
Dia mengatakan, residu pestisida ini terjadi karena petani menggunakan pupuk dan penyemprotan pestisida yang berlebihan hingga saat menjelang panen sayur-sayuran, yang justru berbahaya bagi masyarakat konsumen.
“Karena kadang-kadang mereka semprot di malam ini besok kita sudah bisa konsumsi kalau kita tidak tahu,” kata Kanis.
Beberapa jenis sayur yang disinyalir mengalami residu pestisida di antaranya bawang, sawi, kol dan tomat. “Di dalam kota ini sudah mau dibilang residu pestisida sangat tinggi. Sisa-sisa pestisida yang ada di dalam,” lanjutnya.
Oleh karena itu, Kanis mengatakan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lembata yang memiliki tugas dan fungsi pengawasan kualitas pangan, berencana mengetes residu pestisida di dalam sayur-sayuran yang bereda di pasar.
“Itu yang mau kita tes. Nanti pada saatnya kita akan rekomendasikan oh petani ini tidak boleh menanam sayur lagi. Ada beberapa tahapan yang harus kita sampaikan kepada mereka,” ucapnya.
Kanis juga menjelaskan pihaknya akan selalu memberikan pendampingan dan penyuluhan kepada kelompok tani sayur-sayuran di Kabupaten Lembata agar tidak menggunakan pestisida yang berlebihan.
Sementara itu berdasarkan penelusuran BentaraNet di pasar-pasar di Kota Lewoleba dan sekitarnya, selain berasal dari petani di Lewoleba, sayur-sayuran yang dijual ini juga berasal dari luar Kabupaten Lembata yakni Flores Timur, Sikka dan Ende.
Kanis mengimbau masyarakat agar lebih selektif memilih sayur-sayuran yang beredar di Lembata saat ini. ***