Ledalero – Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero (STFK Ledalero) kembali menghasilkan 413 wisudawan, Sabtu (24/4/2021). Kegiatan ini berlangsung di Aula Thomas Aquinas Ledalero, Kabupaten Sikka.
Para wisudawan tersebut datang dari program strata 1 Filsafat periode II Tahun Akademik 2018/2019, Periode I dan II Tahun Akademik 2019/2020, dan Periode I Tahun Akademik 2020/2021.
Selain itu, ada pula para wisudawan dari program Magister Teologi (S2), lulusan Tahun Akademik 2019/2020.
Dalam sambutannya, Ketua Sekolah STFK Ledalero, Dr. Otto Gusti N. Madung, SVD berbicara tentang alegori gua Plato yang berkisah tentang sejumlah tahanan yang hidup dalam sebuah gua gelap sejak lahir.
Mata mereka hanya bisa terarah pada dinding gua yang memantulkan bayang-bayang yang berasal dari orang-orang yang memikul benda-benda kesana-kemari di dalam gua. Para tahanan tersebut mengira bahwa bayang-bayang tersebut adalah realitas sejati.
Kemudian salah seorang dari mereka dibebaskan keluar dari gua tersebut. Ia melihat pantulan cahaya matahari di siang hari sampai terbiasa dengan terang cahaya tersebut. Pada akhirnya ia pun mampu melihat matahari.
“Dalam pemikiran Plato, matahari adalah sumber segala kehidupan dan pertumbuhan, syarat pengetahuan dan simbol dari ide kebaikan,” kata Pater Otto Gusti.
Bekas tahanan tersebut, kemudian kembali ke dalam gua dan menjelaskan kepada tahanan lain bahwa apa yang mereka lihat bukanlah realitas sesungguhnya melainkan hanya bayang-bayang dari fakta yang sesungguhnya.
“Namun, para tahanan tersebut tidak percaya pada cerita rekan mereka,” lanjut Pater Otto. Salah satu alasannya karena para tahanan tersebut bertitik pijak pada epistemologi palsu.
Menurut Pater Otto, alegori gua tersebut sesungguhnya menceritakan sifat manusia yang lebih suka kegelapan daripada terang, aman dengan kesadaran palsu ketimbang mencari kebenaran, lebih tertarik dengan fake news juga lebih suka pada agama sebagai obat tidur daripada sebagai sumber inspirasi dalam rangka perjuangan pembebasan.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Sekolah STFK Ledalero juga mengharapkan agar para wisudawan tetap berkomitmen pada kebenaran dan keadilan, berpihak pada kelompok marjinal, dan solidaritas terhadap orang-orang yang menderita.
Para wisudawan diutus untuk menjadi terang dan garam dunia lewat beraneka macam profesi, misalnya pemimpin agama, guru, dosen, jurnalis, politisi, pebisnis atau juga mungkin sopir taksi dan sebagainya.
Predikat Cum Laude
Sesuai data yang diperoleh, terdapat 11 wisudawan yang berhasil mendapatkan predikat cukup memuaskan. Predikat tersebut diperoleh berdasarkan IPK yang mereka peroleh yakni 2,25-2,75. Sedangkan predikat memuaskan ada 62 orang (IPK 2,76-3,00), predikat sangat memuaskan ada 172 orang (IPK 3,01-4,00) dan 67 orang memeroleh predikat cum laude (IPK 3,51-4,00).
Penilaian atau kualifikasi yudisium di atas diambil berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 dan Nomor 3 Tahun 2020, tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
Walaupun kegiatan akbar tersebut dilakukan di tengah ancaman Covid-19, protokol kesehatan tetap diperhatikan.
Hadir pada kesempatan tersebut, selain para dosen dan wisudawan juga para orangtua wali dan tamu undangan lain. Perlu diketahui juga bahwa sehari sebelumnya, Jumad (23/4/20210) diadakan misa syukuran wisuda, pukul 16.00 Wita. (Red/Rian Odel)