Lewoleba – Angka kematian ibu dan anak di Kabupaten Lembata tergolong masih tinggi.
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata tahun 2021 menunjukan, tingkat kematian ibu pada saat melahirkan mencapai 26 kasus. Sementara itu angka kematian bayi mencapai 23 kasus.
“Itu berarti masih termasuk tinggi,” kata Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Lembata, Rosadalima Tuto saat kegiatan pelatihan dan update kebidanan di aula Hotel Palm, Lewoleba, Kamis (31/3/2022).
Selain tingkat pengetahuan masyarakat yang masih rendah, Rosadalima mengatakan, upaya menekan angka kematian ibu dan bayi ini menghadapi berbagai macam kendala.
Satu di antaranya adalah upaya penanganan cepat bagi ibu saat melahirkan harus melalui kompromi yang rumit dengan pihak keluarga.
“Itu yang menyebabkan salah satu faktor keterlambatan rujuk atau ibu yang kita ajak ke fasilitas kesehatan itu masih membutuhkan waktu yang sangat panjang. Sementara dia harus segera dilayani. Itu yang membuat angka kita masih seperti itu,” kata Rosadalima.
Maski demikian, berbagai upaya tetap dilakukan oleh IBI untuk menekan angka kematian ibu dan anak. Satu di antaranya adalah menggelar pelatihan dan update pengetahuan kebidanan bagi para bidan di Kabupaten Lembata.
“Teman-teman di lapangan ini setiap hari mengelola program yang begitu banyak. Sehingga ilmu-ilmu mereka mungkin stagnan. Jadi tujuan kegiatan ini di samping mereka perpanjang STR, kegiatan ini juga bertujuan agar kita bisa meng-update kembali ilmu atau skill,” kata Rosadalima.
Kegiatan ini diselenggarakan selama tiga hari berturut-turut. Di hari terakhir para peserta akan mengikuti berbagai macam praktik layanan kebidanan, di antaranya pertolongan persalinan, kesehatan reproduksi dan perawatan bayi.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata, Gabriel Bala Warat mengapresiasi inisiasi dari IBI Lembata untuk menggelar pelatihan ini di tengah keterbatasan keuangan daerah.
“Semestinya peningkatan kapasitas seperti ini menjadi tanggungjawab pemerintah. Tapi karena dengan kondisi dua tahun terakhir ini kita punya keuangan daerah sangat terkuras karena pandemi Covid-19, sehingga banyak kegiatan-kegiatan untuk peningkatan kapasitas itu tidak hanya untuk IBI tapi untuk lain-lain tidak bisa dilakukan,” kata Gabriel.
“Saya merasa bangga dan senang karena IBI dengan inisiatif sendiri mencari jalan mengumpulkan uang yang menjadi hak-hak mereka untuk disumbangkan atau dipakai untuk kegiatan peningkatan kapasitas. Saya percaya mudah-mudahan dengan upaya mandiri ini membuat mereka lebih maksimal dalam memberikan pelayanan,” lanjutnya.
Di samping itu, Gabriel menegaskan Pemda Lembata bersama para nakes terutana IBI akan terus berupaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
“Kita mendorong agar tenaga kesehatan mesti berusaha semaksimal mungkin, agar dalam melakukan pelayanan kita mengharapkan angka ini secara bertahap akan mengalami penurunan. (Red)