Bour – Komunitas Sahabat Penyu Riangdua (Sapurindu) kembali merilis 200 ekor tukik atau anak penyu jenis lekang ke laut, di pantai Riangdua, Desa Bour, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata, Minggu, 05 Juni 2022 sore.
Pelepasan tukik ini disaksikan puluhan wisatawan yang datang ke pantai Riangdua. Mereka tampak bahagia menyaksikan bagaimana tukik-tukik ini bergerak ke laut mengikuti arah suara deburan ombak selat Boleng.
Beberapa di antara mereka sempat foto bersama tukik yang mereka pegang. Anggota Sapurindu, Ado Nunang mengatakan, pelepasan tukik setelah penetasan semi alami ini merupakan upaya menyelamatkan penyu yang terancam punah.
Dia mengatakan, sejak penetasan semi alami dilakukan pada 2016 lalu, Sapurindu telah merilis lebih dari 30.000 anak penyu.
“Hingga 2022 ini (tukik) yang sudah kita rilis ke laut itu sekitar 30.000. Itu yang kita selamatkan,” kata Ado.
Ado menjelaskan saat bertelur di darat atau di sepanjang pesisir pantai, telur penyu menghadapi berbagai predator seperti burung elang dan kepiting juga manusia yang menjadi predator yang paling berbahaya.
Sementara itu di laut, meski sudah dirilis, tukik-tukik ini masih juga menghadapi predator di dalam laut.
“Ini yang jadi alasan kenapa kita melepas tukik saat sore hari sekitar pukul 16.00-17.30. Di jam ini biasanya predator seperti ikan-ikan besar tidak terlalu aktif,” kata Ado.
Setiap malam, Ado bersama beberapa anggota Sapurindu lainnya menyisir pantai dari Loang, Kecamatan Nagawutung hingga Riangdua, Kecamatan Nubatukan.
Bila menemukan ada penyu yang bertelur, mereka akan memindahkan telur ini ke tempat penetasan semi alami di pantai Riang Dua.
Setelah melewati masa inkubasi sekitar 40-60 hari di penetasan semi alami, telur penyu ini akan menetas. Setelah menetas, anak-anak penyu ini langsung dirilis ke laut.
Ado menejelaskan, di Kabupaten Lembata terdapat tiga jenis penyu yakni sisik, lekang dan hijau. Penyu-penyu ini terancam punah akibat perburuan selama ini oleh manusia, juga ancaman predator lainnya.
“Ini yang jadi alasan kenapa kami selalu berupaya untuk menyelamatkan penyu-penyu ini. Penyu ini kan termasuk hewan yang dilindungi,” ungkapnya.
Ado mengimbau seluruh masyarakat Lembata agar menjaga kelestarian penyu yang ada di Lembata.
Selain menjadi salah satu daya tarik wisata, kepedulian terhadap penyu juga dapat menyelamatkan hewan purba yang masih bertahan di muka bumi ini.
“Saya minta kepada seluruh masyarakat Lembata untuk stop berburu penyu, stop menangkap dan mengambil telur penyu. Karena penyu sekarang sudah dalam kondisi terancam punah,” pungkas mantan pemburu penyu ini. ***