SoE – UPTD Museum-Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar pameran museum keliling tahun 2020 di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) selama 4 hari, mulai tanggal 2-5 Desember 2020 di SMKN 2 SoE.
Dengan mengusung tema ‘Kebudayaan Nusa Tenggara Timur dalam Ruang dan Waktu’, dibawah sub tema ‘Lestarikan Kebudayaan untuk Nusa Tenggara Timur yang Bermartabat’, pameran museum keliling ini sebagai momen refleksi dan momen belajar tentang kebudayaan yang diwariskan oleh para leluhur.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten TTS, Edison Sipa dalam sambutannya mewakili Bupati TTS pada acara pembukaan pameran museum keliling itu, Senin (2/12/2020) mengatakan, masyarakat saat ini dituntut untuk terus beradaptasi dengan perkembangan zaman. Kendati demikian, sebagai pelaku kebudayaan harus tau dari mana Ia berasal dan dimana Ia berpijak.
“Kehadiran museum menjadi satu-satunya tempat untuk kita bercermin diri, mengetahui siapa kita, bagaimana kita tumbuh dan berkembang,” ujar Sipa.
Dikatakannya, museum menjadi wadah untuk mengenali identitas diri serta memahami kedudukan kita dalam hubungan dengan daerah lain yang tergores dalam ruang dan waktu.
“Museum menjadi tempat kita bernostalgia dengan masa lampau, tempat kita mengapresiasi hari ini dan menata masa depan,” kata Sipa.
Menurutnya, kebudayaan merupakan akumulasi dari cara berpikir atau daya cipta, cara berbuat dan hasil karya dari masyarakat atau bangsa yang menjadi corak atau karakter masyarakat itu sendiri.
“Bangsa yang bermartabat adalah bangsa yang selalu mengagungkan dan melestarikan identitas kebudayaannya. Sebab tanpa akar budaya yang kuat, masyarakat atau bangsa akan mudah rapuh diterjang oleh penetrasi kebudayaan luar yang sifatnya destruktif,” tegasnya.
Sebagai identitas diri, Sipa mengajak semua elemen masyarakat untuk bahu membahu menjaga dan melestarikan kebudayaan warisan para leluhur.
“Mari kita kubur dalam-dalam keinginan kita untuk menjual benda-benda kebudayaan kita ke luar negeri karena itu sama saja kita menjual harkat dan martabat kita,” ujarnya.
Untuk itu, Ia mengimbau agar benda-benda kebudayaan alangkah baiknya diserahkan ke museum, sebab disana benda-benda tersebut akan dijaga dengan baik dan generasi penerus bangsa ini akan tetap mengetahui kebudayaan NTT.
“Marilah kita peduli dan melestarikan alam dan kebudayaan di daerah ini, karena disinilah kita berakar dan dari sini pula kita bertunas dan membuahkan nilai-nilai peradaban yang berdimensi nasional maupun universal,” jelas Sipa.
Sementara itu, Kepala UPTD Museum NTT, Esau K. M. Ledoh, mengatakan, keberagaman kebudayaan daerah merupakan kekayaan dan identitas bangsa. Arus globalisasi menjadi tantangan bagi Negara dalam melestarikan kebudayaan warisan para leluhur.
“Sebagaimana diamanatkan oleh UUD Tahun 1945, bahwa negara memajukan Kebudayaan Nasional Indonesia ditengah peradaban dunia dan menjadikan kebudayaan sebagai investasi untuk membangun masa depan dan peradaban bangsa demi terwujudnya tujuan nasional,” ujar Esau.
Ia menjelaskan, koleksi yang ada di UPTD Museum NTT hampir 41 tahun dijaga dan dilestarikan menjadi aset kekayaan dan identitas daerah yang tak lengkang oleh ruang ganti waktu.
“Museum juga dijadikan sebagai ranah terbaik untuk mempelajari hubungan antara kekuatan dan sejarah pembentukan budaya,” jelasnya.
Untuk itu, pameran museum keliling itu dinilai sangat penting untuk tetap menjaga peradaban yang sudah lama dibangun oleh para leluhur. Terutama para generasi milenial dapat memahami dan menjaga identitas tersebut.
“Kondisi yang sekarang tentunya berbeda dengan kondisi masa lampau, jadi perbedaan-perbedaan itu yang perlu dipahami oleh generasi milenial,” jelasnya.