Lewoleba – Berakhirnya kerjasama antara Pelatih Persatuan Sepak Bola Lembata (Persebata) Maura Hally Betekeneng dan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olaraga (Disporabud) Kabupaten Lembata merupakan imbas dari tidak profesionalnya Asosiasi Sepak Bola (Askab) Kabupaten Lembata.
Hal ini disampaikan langsung oleh Hally saat konfrensi pers dilakukan Hally bersama Asisten Pelatih, Edo Lomi di kediaman Petrus Gute Betekeng, Bardikari, Lewoleba, Lembata pada Minggu, 03 September 2022.
Tidak profesionalnya Askab membuat Hally menjadi merasa tidak dianggap sebagai pelatih. Sampai pada puncaknya Hally terpaksa mencurahhkan semuanya kepada Penjabat Bupati Lembata, Marsianus Jawa.
Hally menjelaskan ada beberapa hal yang membuatnya tidak nyaman.
“Saya dihubungi oleh saudara saya Linus Beseng via telfon. Linus Beseng bilang bawa tujuh sampai sebelas untuk kita seleksi. Saya sudah bilang kalau dari Asprov lima saja.Tapi Linus bilang sudah bawa saja tujuh,” ujarnya.
Hally melanjutkan, bahwa setelah tiba di Lembata, Linus meminta tujuh pemain transfer itu dikurangi dua. Tidak habis di situ, Linus kemudian meminta untuk dikurangi lagi menjadi empat pemain maka yang tersisa sebanyak tiga pemain transfer.
Sebagai orang yang membawa pemain tranfer, Hally merasa punya beban moril terhadap pemain transfer yang didatangkan jauh-jauh dari Pulau Jawa.
Hal lainnya adalah penetapan pemain yang diambil alih oleh Askab.
Pada tanggal 21 Agustus 2022, Askab menyerahkan berkas tiga puluh pemain, enam belas pemain yang sudah tereliminasi dan beberapa pemain yang belum ikut seleksi, untuk dimasukan sebagai pemain dalam Tim Persebata yang akan berlaga di El Tari Memorial Cup 2022.
Selama persiapan menjelang turnamen mendatang, Hally merasa tidak bisa bekerja sama dengan Askab dan sudah tidak mempercayai mereka.
“Perlu saya tegaskan bahwa Lisensi saya adalah B AFC namun kemampuan saya sebagai Pelatih Timnas U15 yang juara di Singapore dan sejumlah prestasi yang tidak ada artinya di hadapan Bapak Linus Beseng dan saudara Yosep Deke,” tegas Hally.
Lalu lanjut Hally, pemain tranfer yang didatangkan dari Jawa sebelumnya sudah bersepakat bahwa selama turnamen, mereka akan dikontrak dengan nilai Rp8.500.000,- namun dalam kontrak yang diberikan oleh Askab kepada pemain transfer hanya senilai Rp3.500.000,-.
“Saya pegang kontrak lalu saya pelajari. Karena tidak sesuai jadi saya tahan dulu,” jelas Hally.
Terkait dengan ketidakhadirannya dalam laga uji coba Persebata melawan Soeratin U-17, Hally memberikan alasan bahwa situasinya sedang bermasalah dan dia ingin ada penyelesaian terlebih dahulu sehingga semua bisa berjalan dengan baik.
Hal yang perlu diketahui masyarakat Lembata adalah Hally tidak pernah mengundurkan diri sebagai pelatih Persebata.
“Saya waktu di rumah bapak penjabat itu saya tidak pernah mengatakan bahwa saya mengundurkan diri. Saya ke sana itu mau mengadu”, ungkap Hally.
Perhelatan akbar ETMC tinggal menghitung hari. Hally berpesan kepada pemain Persebata untuk terus berjuang mengharumkan nama Lembata.
Hally juga berterimakasih dan meminta maaf pada Bupati dan masyarakat Lembata yang saya sudah mempercayakan dia sebagai pelatih. ***