• About
  • Redaksi & Contact
  • Advertise
Friday, October 24, 2025
  • Login
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Bentara
  • Home
  • Polkam
  • Ekbis
  • Hukrim
  • BudPar
  • Humaniora
  • Kesehatan
  • Pendidikan
  • Home
  • Polkam
  • Ekbis
  • Hukrim
  • BudPar
  • Humaniora
  • Kesehatan
  • Pendidikan
No Result
View All Result
Bentara
No Result
View All Result
Home Humaniora

Peringati Hari Ibu, KJPF & SP Flobamoratas Gelar Diskusi Sejarah Perjuangan Perempuan

by BentaraNet
in Humaniora
0
Peringati Hari Ibu, KJPF & SP Flobamoratas Gelar Diskusi Sejarah Perjuangan Perempuan

Ketua Badan Eksekutif Komunitas Solidaritas Perempuan (SP) Flobamoratas, Linda Tagie menjelaskan materi tentang sejarah gerakan perempuan Indonesia dalam diskusi dari Komunitas Jurnalis Perempuan Flores (KJPF) dan SP Flobamoratas, Minggu (22/12/2024) / Foto : Istimewa

0
SHARES
15
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

KUPANG – Dalam rangka memperingati Hari Ibu di Indonesia yang dirayakan setiap tanggal 22 Desember, Komunitas Jurnalis Perempuan Flores (KJPF) mengadakan diskusi daring tentang sejarah Hari Ibu dan perjuangan perempuan masa kini, Minggu (22/12/2024) malam.

Koordinator Bidang Pelatihan dan Publikasi KJPF, Intan Nuka, mengatakan, Hari Ibu di Indonesia perlu dilihat sebagai suatu gerakan perjuangan perempuan yang tidak sebatas pada urusan domestik belaka.

“Tidak apa-apa mengapresiasi para perempuan yang telah melahirkan kita, namun jangan pernah melupakan sejarah Hari Ibu itu sendiri, karena tenggelam dalam euforia Hari Ibu ini akan memudarkan makna perjuangan para perempuan hebat kita puluhan tahun lalu,” kata Intan dalam rilis yang diterima BentaraNet.

Intan menyampaikan sejarah Hari Ibu perlu dipahami dengan baik oleh masyarakat, terutama anak-anak muda agar tidak terjebak dalam “ibuisme”, sebuah istilah yang menekankan peran perempuan dalam urusan domestik saja.

Atas dasar hal itu, KJPF mengundang Komunitas Solidaritas Perempuan (SP) Flobamoratas untuk berbagi tentang sejarah Hari Ibu dan bagaimana gerakan organisasi perempuan masa kini.

Diskusi daring KJPF bersama SP Flobamoratas dimoderatori oleh Koordinator Bidang Gender dan Advokasi KJPF, Anjany Podangsa.

RelatedPosts

LLW (jaket putih) didampingi petugas kepolisian menuju RSUD Lewoleba untuk menjalani visum setelah ia diduga dilecehkan Kepala Unit BRI Lewoleba, Senin (18/11/2024) malam / Foto : BentaraNet

Korban Jalani Visum Usai Lapor Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Kepala Unit BRI Lewoleba

November 19, 2024
Kepala Unit BRI Lewoleba Diduga Lecehkan Karyawati, Dilaporkan ke Polisi

Kepala Unit BRI Lewoleba Diduga Lecehkan Karyawati, Dilaporkan ke Polisi

November 21, 2024

Dalam diskusi, Linda Tagie selaku Ketua Badan Eksekutif Komunitas SP Flobamoratas menjelaskan bahwa peringatan Hari Ibu didasarkan pada penyelenggaraan Kongres Perempuan Indonesia pertama pada tahun 1928 di Yogyakarta yang kemudian dideklarasikan pada Kongres Perempuan III di Bandung.

Pada kongres tersebut, ada lima hal substansial yang dibahas yakni pendidikan perempuan, nasib yatim piatu dan janda, perkawinan anak, reform undang-undang perkawinan Islam, serta ceramah nasionalisme dan anti permaduan.

Linda mengatakan sejak saat itu banyak bermunculan organisasi progresif perempuan yang mengedepankan perjuangan terhadap kaum perempuan. Namun gerakan perempuan dihancurkan pada tahun 1965.

“Perempuan dikunci dalam definisi reproduktif dan esensialis, jadi pokoknya perempuan tugasnya hanya sebagai istri, melahirkan anak sebanyak-banyaknya, mengurus anak, mengurus suami, dan mengurus rumah tangga,” kata Linda.

Setelah jatuhnya rezim Orde Baru, salah satu gerakan perempuan yang muncul adalah Solidaritas Perempuan. Di NTT, komunitas itu terbentuk tahun 2023 dengan nama Solidaritas Perempuan Flobamoratas.

Organisasi ini bergerak pada tiga isu penting yakni perempuan untuk keadilan agraria, perlindungan perempuan buruh migran dan keluarganya, serta keadilan iklim feminis.

Adapun dalam diskusi tersebut, jurnalis TVRI di Lembata, Andri Atagoran bertanya tentang sistem yang mengungkung gerakan perempuan di Indonesia. Linda Tagie pun menjawab bahwa sistem paling besar yang mencengkeram gerakan perempuan adalah globalisasi dan patriarki.

Adanya sistem itu pun menempatkan perempuan sebagai orang kedua dalam berbagai ruang pengambilan keputusan.

“Kemiskinan masih tinggi, korupsi masih tinggi, investasi terjadi di mana-mana, perampasan ruang hidup yang sangat masif, akhirnya perempuan memiliki ruang terbatas baik untuk mengakses pengetahuan, termasuk pengambilan keputusan, suara perempuan tidak didengar,” kata Linda menjelaskan.

Diskusi daring selama dua jam itu memberikan banyak tambahan pengetahuan bagi para peserta. Di akhir sesi, Linda pun mengajak semua pihak agar tidak melupakan sejarah terbentuknya Hari Ibu.

Menurutnya, dalam sejarah bangsa Indonesia, para perempuan punya peranan penting untuk melawan kolonialisme, kapitalisme, globalisasi, feodalisme, fundamentalisme, dan militerisme, yang mana semua itu memperkokoh patriarki dan mengonstruksi perempuan menjadi obyek yang pasif.

“Jika dalam sejarah yang kamu baca tidak ada perjuangan perempuan, maka sejarah itu perlu dipertanyakan karena pemutarbalikkan fakta sejarah dimulai dari penghilangan sejarah perempuan,” katanya menegaskan. (BN/001)

Tags: Hari IbuKekerasan Terhadap PerempuanKJPFSP Flobamoratas
Next Post
Kanis – Nasir Bentuk Badan Tata Niaga, Sinyal Lawan Pengusaha Besar Lembata?

Kanis - Nasir Bentuk Badan Tata Niaga, Sinyal Lawan Pengusaha Besar Lembata?

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Waspada DBD di Musim Hujan, Kenali Gejala dan Lakukan Pencegahan

17 hours ago

Bupati Simplisius Bertemu Anggota DPR RI Anitha Gah Bahas Fasilitas Sekolah di Nagekeo

20 hours ago

Expo Pendidikan Pantura 2025 Resmi Digelar

23 hours ago

Penandatangan Kesepakatan Bersama Antara Pemerintah Daerah Kabupaten Nagekeo Dan Kampus Institut Nasional Flores (INF)

2 days ago
Sambutan HUT ke-26 Otda, Bupati Lembata Ajak Masyarakat Bersatu untuk Meningkatkan Daya Saing

Sambutan HUT ke-26 Otda, Bupati Lembata Ajak Masyarakat Bersatu untuk Meningkatkan Daya Saing

2 days ago
LBH SIKAP Sarankan Aty Toja Tempuh Jalur Hukum, Soal Pemberhentian Dirinya Sebagai Kapus Loang

LBH SIKAP Sarankan Aty Toja Tempuh Jalur Hukum, Soal Pemberhentian Dirinya Sebagai Kapus Loang

5 days ago
Mengapa Pelatihan Pemadam Kebakaran Penting Bagi Pelajar SD & SMP, Ini Penjelasan Yono Lalang

Mengapa Pelatihan Pemadam Kebakaran Penting Bagi Pelajar SD & SMP, Ini Penjelasan Yono Lalang

5 days ago

Popular News

  • Satu Rumah Warga Desa Nangadheo Ambruk Diterjang Angin Kencang, Empat Rusak Berat.

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Pelatihan Pemadam Kebakaran Penting Bagi Pelajar SD & SMP, Ini Penjelasan Yono Lalang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasus HIV AIDS di Nagekeo Didominasi Usia Produktif 21 – 40 Tahun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • LBH SIKAP Sarankan Aty Toja Tempuh Jalur Hukum, Soal Pemberhentian Dirinya Sebagai Kapus Loang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Expo Pendidikan Pantura 2025 Resmi Digelar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemda Lembata Jajaki Kerja Sama Investasi Perkebunan Mente dengan PT Tigate Trees Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Connect with us

Kirim E-mail :

Untuk kritik, saran dan pertanyaan lainnya, silahkan kirim pesan anda untuk BentaraNet di bentara.redaksi01@gmail.com

Site Links

  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.org

About Us

Kami menyajikan berita akurat, mendalam dan edukatif untuk anda.

  • About
  • Redaksi & Contact
  • Advertise

© 2023 - Bentara.net

No Result
View All Result
  • Home
  • Polkam
  • Ekbis
  • Hukrim
  • BudPar
  • Humaniora
  • Kesehatan
  • Pendidikan

© 2023 - Bentara.net

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
Sign In with Linked In
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In