LEMBATA – Kepala Kesbangpol Kabupaten Lembata Kanis Making memuji masyarakat Lembata yang telah menunjukan tren positif menuju pemilih yang rasional dalam konstelasi Pilkada pada tahun 2024 lalu.
Ia mengatakan kehadiran Marsianus Jawa putra Nagekeo sebagai salah satu kontestan pada Pilkada Lembata kali lalu dan menempati urutan keempat dalam perolehan suara menunjukan bahwa publik sudah mulai memilih pemimpin secara rasional.
Hal ini dikatakan Kanis dalam Rapat Koordinasi Penguatan Kelembagaan Bawaslu Kabupaten Lembata Tahun 2025 di Ballroom Olimpic Resto, Lewoleba, Rabu (08/10/2025).
“Masyarakat banyak yang suka dia dan pilih dia (Marsianus Jawa, red), bahkan menempati urutan ketiga. Ini menunjukan bahwa orang Lembata ini sudah lebih baik dalam berdemokrasi. Masyarakat Lembata ini sudah sangat nasionalis, memilih pemimpin bukan karena faktor primordialisme,” ujar Kanis.
Di balik pujiannya ini, Kanis juga menyoroti beberapa persoalan terkait Pilkada Lembata yang patut menjadi perhatian seluruh elemen masyarakat dan pemerintah Kabupaten Lembata, terutama penyelenggara.
Satu di antaranya adalah partisipasi publik dalam pemilihan yang masih rendah. Berdasarkan data yang dirilis KPU Lembata, partisipasi pemilih Lembata 2024 baru mencapai angka 69,25 % untuk pemilihan bupati dan wakil bupati, dan 69,34 % untuk pemilihan gubernur dan wakil gubernur.
Sementara untuk rata-rata nasional, partisipasi pemilih Lembata sedikit lebih baik yakni 71 %.
Kanis menilai satu di antara beberapa faktor penyebab rendahnya partisipasi pemilih Lembata yakni lokasi TPS yang jauh. Ia mencontohkan warga dusun Wade, desa Balorebong harus berjalan berkilo-kilo meter untuk bisa sampai di TPS.
Selain itu, warga yang tinggal di Kewakat sebuah pemukiman kecil dekat destinasi wisata Bukit Cinta harus menempuh perjalanan sekitar 2 kilometer untuk bisa mencoblos di Riang Dua, Desa Bour, Kecamatan Nubatukan.
“Itu kalau dia punya motor. Kalau bagi yang tidak punya motor mana bisa mereka jalan sejauh itu untuk mencoblos?” tandasnya.
Kanis berharap selain penentuan lokasi TPS, masih banyak faktor lain yang perlu didiskusikan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pesta demokrasi di masa yang akan datang.
Rapat Koordinasi yang diselenggarakan ini merupakan satu dari 16 kegiatan yang tertuang dalam Petunjuk Operasional Bawaslu Kabupaten Lembata Tahun Anggaran 2025.
Ketua Panitia sekaligus Koordinator Sekretariat (Korsek) Bawaslu Lembata, Antonius Irenius Lanang, mengatakan, penguatan kelembagaan merupakan upaya sistematis untuk memperbaiki aspek struktural, fungsional, dan kultural dalam sebuah organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional Lembaga.
“Penguatan kelembagaan ini juga merupakan upaya untuk memperkuat sistem pengawasan dan akuntabilitas agar lembaga lebih transparan dan terpercaya serta meningkatkan partisipasi Masyarakat dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat,” kata Irenius.
Ia menjelaskan, rapat ini juga diarahkan untuk penguatan lembaga pengawas pemilu dalam rangka melakukan pembenahan di internal jajaran pengawas pemilu.
Rapat ini melibatkan mitra kerja Bawaslu Lembata selama melakukan pengawasan penyelenggaraan tahapan pemilu dan pemilihan di antaranya perwakilan Pemda, DPRD, Kejari Lembata, ormas, komunitas pemberdayaan masyarakat, pers, polisi dan TNI. (BN/001)