Meko – Berbicara mengenai keindahan Meko, sebuah pulau yang menampilkan panorama pasir putih yang mengkilau ketika air laut surut tentu sudah banyak yang ketahui. Akan tetapi ada juga sebuah pulau yang tidak kalah menarik dari Pulau Meko.
Palau tersebut letaknya bersebelahan dengan Pulau Meko yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Lembata. Pulau tersebut terlihat gersang dengan rumputan kering khas musim kemarau. Namun mata pengunjung tidak luput dengan daya tariknya.
Pulau yang terletak di Desa Pledo, Dusun Meko, Kecamatan Witihama tersebut oleh pendudukan setempat disebut Pulau Kelelawar. Sekitar jutaan Kelelawar mendiami pulau tersebut. Mereka bergantungan di pohon Bakau sebagai dijadikan tempat istirahat selepas mencari makan pada malam hari.
Uniknya, rombongan tim Bravo-V bersama Pemerintah Flores Timur (Flotim) yang mengitari pulau tersebut, Kamis (6/8/2020) sekitar pukul 16.21 wita, dikejutkan dengan penampakan aerobatik jutaan kelelawar beterbangan di atas pulau tersebut.
Kehadiran tim rombongan Bravo V ini dipimpin Mayjen TNI Purnawirawan Haryono Harsoyo beserta Ruhut sitompul, Bambang Irawan, Latief Gaw, dan rombongan lainnya. Tim Bravo-V berjumlah sembilan orang. Kedatangan mereka ke Pulau Mekko sebagai tim survei guna mendukung Pulau Meko masuk dalam dominasi Anugerah Pesona Indonesia (API) 2020.
Mengenai Pulau Kelelawar itu, Bupati Flores Tumur, Antonius H Gege Hadjon, mengatakan, di wilayah tersebut terdapat delapan pulau dengan kekasannya tersendiri. Kekhasan tersebut memiliki cerita khusus.
“Selain pasir putih Meko, di situ ada pulau-pulau lain yang memiliki keunikan masing-masing. Ada Pulau yang disebut pulau tanpa serangga, Pulau Kelelawar. Kalau kita bicara tentang Pulau Pasir Meko, kita juga bicara tentang keunikan pulau lain di sekitarnya,” kata Anton Hadjon.
Bupati Anton melanjutkan, selain pulau-pulau yang memiliki keunikannya tersendiri, di perairan sekitar kawasan ini juga memyediakan keunikan lain seperti habitat Hiu Sirip Kuning.
“Di tempat itu menjadi salah satu tempat hidup Hiu Sirip Kuning, jenis hiu yang tidak berbahaya. Kalau ada yang menyelam, pasti menemukan mereka,” ujarnya.
Untuk itu, Bupati Anton menjelaskan, Pemerintah Flores Timur sejak lama telah memperhatikan pulau tersebut. Mulai tahun 2017 Pemda Flotim sudah mulai menyiapkan sarana perasarana di kawasan tersebut.
“Ini telah menjadi destinasi wisata yang laur biasa di Kabupaten Flores Timur. Harapan ke depanya, kalau bisa kita bisa membangun jeti (jembatam titian) untuk menjangkau laut yang lebih dalam, sehingga kapal-kapal yang lebih besar yang hendak menuju pulau bisa berlabuh di situ,” jelasnya.