Kupang – Asosiasi Mahasiswa Lembata (AML) Kupang menggelar nonton bareng dan diskusi sebuah karya film dari ruang seni pertunjukan yang berjudul Bajo –Sebuah Perjalanan, Cinta & Lautan di Sekretariat AML Kupang, Kamis (18/3/2021).
Nonton bareng dan diskusi Film ini digelar Badan Pengurus Bidang Seni dan Budaya dengan tujuan untuk mendukung karya anak muda Lembata serta menambah wawasan setiap orang mengenai budaya dari suku Bajo yang sudah cukup lama mendiami pulau Lembata.
Sesuai dengan judulnya, film yang mengangkat kisah perjalan suku Bajo dari Meko, pulau Adonara di Kabupaten Flores Timur sampai ke pulau Lembata ini memang sarat akan pesan budaya dan sejarah.
Ketua Bidang Seni dan Budaya AML Kupang, Mariano S S Rikan mengapresiasi anak muda Lembata yang tergabung dalam Ruang Seni Pertunjukan yang telah menciptakan sebuah karya berupa film yang sarat akan pesan budaya dan sejarah. “Saya sangat mengapresiasi karya film ini.”
Karya ini menjadi salah satu bukti kongkrit bahwa anak muda Lembata memiliki potensi yang besar dalam mengekspresikan karya seni yang dimiliki,” lanjut Mariano.
Menruutnya hal-hal positif seperti ini patut dijadikan contoh untuk kalangan muda-mudi Lembata dalam mengembangkan potensi-potensi yang di milikinya terutama dalam upaya pengembangan seni dan kebudayaan.
Saya berharap bahwa apa yang telah dilakukan oleh anak muda Lembata yang tergabung dalam Ruang Seni Pertunjukan ini perlu untuk terus dilanjutkan dan dikembangkan,” ucapnya.
Ia pun mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk terus memberikan dukungan kepada anak muda Lembata agar mereka mampu untuk terus berkaya bagi kepentingan kebudayaan di Lewotana.
Salah seorang anggota AML Kupang yang ikut dalam kegiatan ini, Yolan Manuk menyampaikan film ini adalah sebuah karya yang sarat akan makna. Lewat Film ini, kehidupan kebudayaan dan pola hidup masyarakyat Suku Bajo ditampilkan ke publik sebagai suatu unsur kebudayaan yang juga turut dilestarikan
Dalam Film ini, diperlihatkan Suku Bajo sebagai suku minoritas sering kali mendapat stigma buruk dari masyarakat sekitar. Karya ini ingin menyadarkan kita semua sebagai masyarakat agar bisa saling menghargai dan menjaga toleransi antar sesama umat beragama, suku dan ras dalam hidup bermasyarakat.
“Besar harapan saya agar kedepannya semua elemen terutama kelompok muda terus memperkenalkan budaya dan tradisi baik lewat film, teater maupun karya lainnya,” pungkas Yolan.
Sekretaris Umum AML Kupang, Theodorus Lazaren mengatakan, hadirnya ruang seni pertunjukan ini menunjukan bahwa ditengah tantangan arus modernisasi, orang muda Lembata memiliki kepedulian besar untuk memperkenalkan dan merawat kebudayaan serta tradisi yang ada di Lewotana kemudian dituangkan dalam sebuah karya berupa film.
Theodorus mengajak anak muda di Lembata untuk saling mendukung sesama untuk berkarya dalam bentuk apa pun. Acara nonton bareng ini merupakan bentuk dukungan dari AML untuk setiap anak muda Lembata yang berkarya.
“Sudah sepatutnya kita sebagai sesama orang muda saling memberikan dukungan, bahu-membahu menopang satu sama lain. Untuk itu AML Kupang menggelar nonton bareng dan diskusi ini sebagai salah satu bentuk dukungan dan apresiasi terhadap setiap karya yang dibuat oleh anak muda Lembata”.
Dia juga berharap setiap bentuk karya dari kelompok muda Lewotana mesti didukung berbagai oleh berbagai pihak termasuk pemerintah daerah. Merujuk pada Undang-undang Nomor 5 Tahun 2007 Tentang Pemajuan Kebudayaan, menurutnya semua eleman temasuk pemerintah harus saling mendukung dalam rangka pemajuan kebudayaan nasional.
“AML Kupang berharap semua elemen mampu bersinergi kedepannya dalam mengupayakan langkah strategis dalam pemajuan kebudayaan melalui perlindungan, pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan agar dapat mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan,” kata Theodorus.
“AML Kupang juga sebagai organisasi mahasiswa Lembata akan terus berkomitmen untuk menjaga dan melestarikan budaya itu sendiri dalam berbagai aktivitas keorganisasian,” tutupnya. (Red)